Senin, 19 Februari 2024

PENGELOLAAN HUTAN YANG BERKELANJUTAN


 Mengapa Pengelolaan Hutan yang Berkelanjutan Penting?

Hutan adalah salah satu aset alam yang paling berharga. Selain sebagai habitat bagi berbagai spesies hewan dan tumbuhan, hutan juga memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan iklim global. Tanaman di hutan menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan menghasilkan oksigen yang kita hirup. Selain itu, hutan juga berperan dalam menjaga kualitas air dan tanah, mencegah erosi, serta memberikan berbagai barang dan layanan ekosistem kepada manusia.

Namun, pada kenyataannya, hutan kita sedang menghadapi berbagai ancaman. Kegiatan penebangan liar, perambahan hutan untuk pertanian atau pemukiman, serta perubahan iklim dapat mengakibatkan kerusakan hutan yang signifikan. Pengelolaan hutan yang berkelanjutan adalah solusi untuk mengatasi masalah ini dan membangun masa depan yang lebih hijau.

Definisi dan Prinsip Pengelolaan Hutan yang Berkelanjutan

Pengelolaan hutan yang berkelanjutan adalah pendekatan untuk mengelola hutan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial. Prinsip-prinsip pengelolaan hutan yang berkelanjutan meliputi :

  1. Pelestarian Keanekaragaman Hayati. Pengelolaan hutan yang berkelanjutan harus memprioritaskan pelestarian keanekaragaman hayati. Hal ini melibatkan upaya menjaga habitat yang beragam bagi spesies tumbuhan dan hewan serta menjaga kawasan perlindungan.
  2. Penggunaan Sumber Daya yang Bertanggung Jawab. Pengelolaan hutan yang berkelanjutan harus mengoptimalkan penggunaan sumber daya hutan dengan cara yang bertanggung jawab. Ini berarti memastikan bahwa penebangan hutan dilakukan dengan mempertahankan produktivitas hutan jangka panjang
  3. Partisipasi Masyarakat. Pengelolaan hutan yang berkelanjutan harus melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan. Pendekatan ini memungkinkan konflik dikurangi dan kepentingan masyarakat diakomodasi.
  4. Penggunaan Pengetahuan Ilmiah dan Tradisional. Pengelolaan hutan yang berkelanjutan harus didasarkan pada pengetahuan ilmiah dan tradisional yang berkelanjutan. Menggabungkan pengetahuan masa lalu dan penemuan baru dapat membantu dalam mengembangkan metode yang lebih baik dalam mengelola hutan.
  5. Keselarasan dengan Kebijakan dan Hukum. Pengelolaan hutan yang berkelanjutan harus selaras dengan kebijakan dan hukum yang ada. Hal ini penting untuk memastikan bahwa pengelolaan hutan dilakukan secara terstruktur dan terencana.
Pengelolaan Hutan yang Berkelanjutan di Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara dengan sumber daya hutan yang sangat beragam dan kaya. Hutan Indonesia mencakup sekitar 9% dari total luas hutan dunia. Oleh karena itu, pengelolaan hutan yang berkelanjutan sangat penting bagi negara ini.

Konsep Pengelolaan Hutan yang Berkelanjutan di Indonesia
Pemerintah Indonesia telah mengadopsi berbagai kebijakan dan program untuk mendorong pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Salah satu program yang terkenal adalah Program REDD+, yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari penebangan hutan dan degradasi lahan.

Rangkaian Kebijakan Lingkungan yang Mempengaruhi Pengelolaan Hutan yang Berkelanjutan

Sejumlah kebijakan dan regulasi juga dikeluarkan untuk mendukung pengelolaan hutan yang berkelanjutan di Indonesia. Salah satu kebijakan yang signifikan adalah Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, yang mengatur tentang pengelolaan hutan dan kawasan hutan di Indonesia.

Pengelolaan Hutan yang Berkelanjutan dan Kehidupan Manusia

Pengelolaan hutan yang berkelanjutan tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada kehidupan manusia. Berikut adalah beberapa manfaat pengelolaan hutan yang berkelanjutan bagi kehidupan manusia :

  1. Penyediaan Kayu dan Bahan Bakar Kayu. Hutan memberikan sumber daya kayu yang penting untuk berbagai keperluan manusia, seperti konstruksi, perabotan, dan bahan bakar kayu. Pengelolaan hutan yang berkelanjutan dapat memastikan pasokan kayu yang berkelanjutan.
  2. Penyediaan Lapangan Kerja. Pengelolaan hutan yang berkelanjutan juga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Kegiatan seperti penanaman kembali dan pemeliharaan hutan membutuhkan tenaga kerja yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal
  3. Ekowisata. Hutan yang dikelola dengan baik dapat menjadi daya tarik wisata alam. Ekowisata dapat memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat, sedangkan pengunjung dapat menikmati keindahan alam dan belajar tentang pentingnya pelestarian hutan.
  4. Penyediaan Makanan dan Obat-obatan
Pertanyaan Umum tentang Pengelolaan Hutan yang Berkelanjutan

Apa yang dimaksud dengan pengelolaan hutan yang berkelanjutan?
Pengelolaan hutan yang berkelanjutan adalah pendekatan untuk mengelola hutan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial. Tujuannya adalah untuk menjaga keberlanjutan sumber daya hutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi manusia dan alam.

Mengapa pengelolaan hutan yang berkelanjutan penting?
Pengelolaan hutan yang berkelanjutan penting karena hutan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem global. Selain itu, hutan juga memberikan berbagai manfaat ekonomi dan sosial bagi manusia.

Apa yang dilakukan Indonesia untuk mendorong pengelolaan hutan yang berkelanjutan ?
Pemerintah Indonesia telah mengadopsi program dan kebijakan seperti Program REDD+ untuk mendorong pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Selain itu, berbagai kebijakan dan undang-undang juga telah dikeluarkan untuk mewujudkan pengelolaan hutan yang berkelanjutan di Indonesia

Apa manfaat pengelolaan hutan yang berkelanjutan bagi kehidupan manusia?
Pengelolaan hutan yang berkelanjutan dapat memberikan manfaat berupa pasokan kayu yang berkelanjutan, lapangan kerja, ekowisata, dan penyediaan makanan serta obat-obatan alami

Apa peran masyarakat dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan ?
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan sangat penting. Masyarakat harus terlibat dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan untuk menjaga keberlanjutan hutan dan memastikan kepentingan mereka diakomodasi.

Bagaimana pengelolaan hutan yang berkelanjutan dapat mempengaruhi perubahan iklim ?
Pengelolaan hutan yang berkelanjutan dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca melalui pengurangan deforestasi dan degradasi lahan. Hutan yang sehat dapat menyerap lebih banyak karbon dioksida dan berperan dalam menjaga keseimbangan iklim global.

Kesimpulan
Pengelolaan hutan yang berkelanjutan adalah langkah penting untuk membangun masa depan yang lebih hijau. Dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial, kita dapat menjaga keseimbangan ekosistem global, memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi manusia, dan melindungi keberlangsungan sumber daya alam. Indonesia sebagai salah satu negara dengan sumber daya hutan yang berlimpah perlu terus mendorong pengelolaan hutan yang berkelanjutan melalui kebijakan yang tepat dan partisipasi aktif masyarakat. Mari kita jaga hutan kita, karena masa depan kita bergantung pada keberlanjutan mereka.



Sabtu, 09 Desember 2023

“Yuk, Mengenal Lebih Jauh Tentang Mangrove…”

Dalam rangkaian peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia yang dicanangkan setiap tanggal 28 November setiap tahunnya, Pada acara kali ini dirangkaikan dengan acara memperingati HUT KORPS BRIMOB ke 78 dan POLAIRUD Ke 73, pada Kamis, 30 November 2023.

Gerakan ini secara serentak diikuti sebanyak 300 peserta. Terselenggara di Watumejo Mangrove park, Desa Kembang, Kecamatan Pacitan, Kab. Pacitan. Jumlah bibit penanaman sebanyak 1500 batang jenis Rhizopora, bersumber dari BPDAS Solo serta Bedengan Swadaya Penyuluh Kehutanan dimana pembibitannya dikelola dan dikembangkan oleh masyarakat setempat melalui KTH.

Kegiatan penanaman bersama bibit Rhizopora sebagai langkah Antisipasi Bencana Tsunami / Gelombang Tinggi di Wilayah Jawa Timur serta peningkatan kesiagaan bencana kepada seluruh elemen masyarakat serentak di Seluruh Pesisir garis pantai Jawa Timur. Sehingga muncul kesadaran berbagai pihak tentang pentingnya ekosistem mangrove memberikan dampak terhadap keberlanjutan daerah pesisir.

Menanam pohon merupakan kegitana positif yang sangat baik dan perlu digiatkan oleh setiap generasi muda pelajar, pegiat lingkungan maupun masyarakat luas pada umumnya. Dalam rangka menambah khasanah pengetahuan kita mengenai hutan mangrove, maka kita perlu mengetahui lebih jauh mengenai apakah itu hutan mangrove, manfaat dan fungsi hutan mangrove, serta beberapa jenis mangrove yang dapat tumbuh dengan baik di wilayah Indonesia.


Mangrove

Mangrove adalah sekumpulan pohon yang tumbuh di daerah pasang surut air laut. Tumbuhan mangrove memiliki kemampuan beradaptasi dengan kondisi yang ekstrim seperti kondisi lingkungan yang selalu tergenang, kadar garam tinggi dan kondisi tanah yang tidak stabil. Dengan kondisi lingkungan seperti itu beberapa jenis mangrove mengembangkan mekanisme yang memungkinkan secara aktif mengeluarkan garam dari jaringan, sementara yang lainnya mengembangkan system akar Navas untuk membantu memperoleh oksigen bagi system perakaran. Dalam hal lain beberapa jenis mangrove berkembang dengan buah yang sudah berkecambah sewaktu masih di pohon induknya (vivipar).

Pada umumnya mangrove tumbuh terbagi dalam 4 zona yaitu ; daerah terbuka, daerah tengah, daerah yang memiliki sungai yang berair payau sampai air, serta daerah yang menuju kea rah daratan yang memiliki air tawar :

  • Mangrove Terbuka
Mangrove yang berhadapan dengan laut, biasanya banyak didominasi Avicennia, Sonneratia. Jenis ini tumbuh secara alami akibat pasang surut terbawa pasang surut sehingga mampu hidup di daerah berpasir.
  • Mangrove Tengah
Mangrove ini terletak di belakang mangrove zona terbuka. Di zona ini biasanya banyak didominasi oleh jenis Rizophora mucronata, Riziphora apicullata, Xylocarpus granatum dan Bruguiera.
  • Mangrove Payau
Mangrove di zona ini banyak didapati jenis Nypa fruticans

  • Mangrove Daratan
Mangrove daratan berada di perairan payau mendekati tawar, di zona ini banyak terdapat jenis Acrostichum aurium, Cerbera mangas.

Ekosistem mangrove merupakan suatu ekosistem yang terdiri dari organisme (tumbuhan dan hewan) yang berinteraksi dengan factor lingkungannya didalam suatu habitat mangrove.dimana ekosistem mangrove dapat menghasilkan sesuatu produk yang laku di pasaran.

Manfaat Dan Fungsi Hutan Mangrove Untuk Kehidupan

Manfaat dan Fungsi Hutan Mangrove dari berbagai sudut pandang baik itu manfaat ekologi, manfaat ekonomi, manfaat fisik, manfaat biologi dan manfaat kimia maupun manfaat sosial sangat dirasakan dalam kehidupan masyarakat pesisir. Penelitian-penelitian telah banyak dilakukan dan membuktikan bahwa hutan mangrove memegang peranan penting bagi kehidupan di pesisir. Adapun manfaat dan fungsi tersebut dapat dirangkum sebagai berikut :
  • Habitat satwa langka
Hutan mangrove sering menjadi habitat jenis-jenis satwa. Lebih dari 100 jenis burung hidup disini, dan daratan lumpur yang luas berbatasan dengan hutan mangrove merupakan tempat mendaratnya ribuan burung pantai ringan migran, termasuk jenis burung langka Blekok Asia (Limnodrumus semipalmatus)
  • Pelindung terhadap bencana alam
Vegetasi hutan mangrove dapat melindungi bangunan, tanaman pertanian atau vegetasi alami dari kerusakan akibat badai atau angin yang bermuatan garam melalui proses filtrasi.
  • Pengendapan lumpur
Sifat fisik tanaman pada hutan mangrove membantu proses pengendapan lumpur. Pengendapan lumpur berhubungan erat dengan penghilangan racun dan unsur hara air, karena bahan-bahan tersebut seringkali terikat pada partikel lumpur. Dengan hutan mangrove, kualitas air laut terjaga dari endapan lumpur erosi.
  • Penambah unsur hara
Sifat fisik hutan mangrove cenderung memperlambat aliran air dan terjadi pengendapan. Seiring dengan proses pengendapan ini terjadi unsur hara yang berasal dari berbagai sumber, termasuk pencucian dari areal pertanian.
  • Penambat racun
Banyak racun yang memasuki ekosistem perairan dalam keadaan terikat pada permukaan lumpur atau terdapat di antara kisi-kisi molekul partikel tanah air. Beberapa spesies tertentu dalam hutan mangrove bahkan membantu proses penambatan racun secara aktif.
  • Sumber alam dalam kawasan (In-Situ) dan luar Kawasan (Ex-Situ)
Hasil alam in-situ mencakup semua fauna dan hasil pertambangan atau mineral yang dapat dimanfaatkan secara langsung di dalam kawasan. Sedangkan sumber alam ex-situ meliputi produk-produk alamiah di hutan mangrove dan terangkut/berpindah ke tempat lain yang kemudian digunakan oleh masyarakat di daerah tersebut, menjadi sumber makanan bagi organisme lain atau menyediakan fungsi lain seperti menambah luas pantai karena pemindahan pasir dan lumpur.
  • Transportasi
Pada beberapa hutan mangrove, transportasi melalui air merupakan cara yang paling efisien dan paling sesuai dengan lingkungan.
  • Sumber plasma nutfah
Plasma nutfah dari kehidupan liar sangat besar manfaatnya baik bagi perbaikan jenis-jenis satwa komersial maupun untukmemelihara populasi kehidupan liar itu sendiri.
  • Rekreasi dan pariwisata
Hutan bakau memiliki nilai estetika, baik dari faktor alamnya maupun dari kehidupan yang ada di dalamnya. Hutan mangrove yang telah dikembangkan menjadi obyek wisata alam antara lain di Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan. Hutan mangrove memberikan obyek wisata yang berbeda dengan obyek wisata alam lainnya. Karakteristik hutannya yang berada di peralihan antara darat dan laut memiliki keunikan dalam beberapa hal. Para wisatawan juga memperoleh pelajaran tentang lingkungan langsung dari alam. Kegiatan wisata ini di samping memberikan pendapatan langsung bagi pengelola melalui penjualan tiket masuk dan parkir, juga mampu menumbuhkan perekonomian masyarakat di sekitarnya dengan menyediakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, seperti membuka warung makan, menyewakan perahu, dan menjadi pemandu wisata.
  • Sarana pendidikan dan penelitian
Hutan mangrove dimanfaatkan dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan laboratorium lapang yang baik untuk kegiatan penelitian dan pendidikan.
  • Memelihara proses-proses dan sistem alami
Hutan mangrove sangat tinggi peranannya dalam mendukung berlangsungnya proses-proses ekologi, geomorfologi, atau geologi di dalamnya.
  • Penyerapan karbon
Proses fotosentesis mengubah karbon anorganik (C02) menjadi karbon organik dalam bentuk bahan vegetasi. Pada sebagian besar ekosistem, bahan ini membusuk dan melepaskan karbon kembali ke atmosfer sebagai (C02). Akan tetapi hutan bakau justru mengandung sejumlah besar bahan organik yang tidak membusuk. Karena itu, hutan mangrove lebih berfungsi sebagai penyerap karbon dibandingkan dengan sumber karbon.
  • Memelihara iklim mikro
Evapotranspirasi hutan mangrove mampu menjaga kelembaban dan curah hujan kawasan tersebut, sehingga keseimbangan iklim mikro terjaga.
  • Mencegah berkembangnya tanah sulfat masam
Keberadaan hutan mangrove dapat mencegah teroksidasinya lapisan pirit dan menghalangi berkembangnya kondisi alam.

Jenis Jenis Tanaman Mangrove

Selanjutnya untuk lebih mengenal beberapa jenis tanaman mangrove diantaranya :
  • Sonneratia alba (Prapat)


Family : Sonneratiaceae
Ciri ciri :

Bentuk

Akar

Daun

Bunga

 

Buah 

Biji

Habitat

 

Penyebaran 

Manfaat

:

:

:

:

 

: 

:

: 

 

:

 :

Pohon/semak, tinggi diatas 16 m

Navas

Simpel, berlawanan bentuk, obovate, panjang 5-10 cm

Tunggal, warna putih, kelopak 6-8 warna merah dan hijau, benangsari banyak dan berwarna putih, berkembang mulai sore hari sampai tengah malam

Bulat seperti apel, kelopak seperti mangkuk sebagai dasar buah, berdiameter 3,5-4,5 cm warna hijau berisi 150-200 biji perbuah

Normal

Menyukai tanah yang bercampur lumpur, pasir, banyak ditemukan di daerah pesisir pantai yang terlindung dari hempasan gelombang, danmembentuk tegakan padat

Di daerah asia, Indonesia, Malaysia, Filiphina, Singapura, Australia dan kepulauan pasif

Sebagai makanan dan kayu sebagai gabus dan pelampung dan kayu bakar


  • Lumnitzera razemosa (Truntun)

Family : Combretaceae
Ciri ciri :

Bentuk

Akar

Daun

Bunga 

Buah 

Biji

Habitat

 

Penyebaran 

Manfaat

:

:

:

: 

: 

:


: 

: 

:

Pohon/semak, tinggi diatas 5 m

Biasa

Simpel, berlawanan, panjang 3-7 cm

Seperti paku besar, panjang 1,2 cm warna putih, kelopak 5 warna hijau, benangsari di bawah 10 panjang 0,7-0,8 cm diameter 0,4-0,5 cm

Silinder, diameter 0,8-1,2 cm, panjang diatas 25 cm, warna hijau kecoklatan

Type Vivipari

Tumbuh pada daerah sepanjang jalur air yang mendapat pengaruh air tawar dan mengandung lumpur padat

Jenis ini tersebar hampir diseluruh Indonesia, Malaysia dan Australia

Kayunya dapat dijadikan bahan bangunan jembatan, kapal, karena kayunya mempunyai sifat yang keras dan kulit kayunya digunakan sebagai bahan pelapis


  • Rhizhophora apiculata (tancang)


Family : Rhizophoraceae
Ciri ciri :

Bentuk

Akar

Daun

Bunga 

Buah

 

Biji

Habitat 

 

Penyebaran 

Manfaat

:

:

:

: 

:

 

:

:

 

: 

:

Pohon/semak, tinggi diatas 15 m

Tunjang

Nyaris Elips, panjang 9-18 cm

2 tangkai, kelopak 4 warna kuning kehijauan, benangsari 12 warna coklat, panjang 2-3 cm

Silinder, diameter 1,3-1,7 cm, panjang 20-25 cm, warna hijau kecoklatan, kotiledon merah tua

Type Vivipar

Tumbuh pada daerah yang memiliki lumpur halus dalam, dan tergenang pada saat pasang normal, jenis ini menyukai perairan pasang surut yang memiliki asupan air tawar, tidak menyukai subtrak yang lebih keras yang bercampur dengan pasir

Jenis ini tersebar hampir di seluruh Indonesia, Malaysia, Australia, Srilanka dan kepulauan pasifik

Kayunya dapat dijadikan bahan bangunan, kayu bakar, arang, bahan pewarna

  • Sonneratia caseolaris (Pedada)


Family : Sonneratiaceae
Ciri ciri :

Bentuk

Akar

Daun

Bunga

 

Buah 

Biji

Habitat 

Penyebaran

 Manfaat

:

:

:

:

 

: 

:

: 

:

 :

Pohon.semak, tinggi diatas 16 m

Navas

Simpel, berlawanan bentuk, obovate, panjang 5-10 cm

Tunggal, warna putih, kelopak 6-8 warna merah dan hijau, benangsari banyak dan warna putih, berkembang mulai sore hari sampai tengah malam

Bulat seperti apel, kelopak seperti mangkok sebagai dasar buah, diameter 3,5-4,5 cm, warna hijau berisi 150-200 biji perbuah

Type Normal

Menyukai tanah yang bercampur lumpur, pasir, banyak ditemukan di daerah pesisir pantai yang terlindungdari hempasan gelombang, dan membentuk tegakan padat

Di daerah Asia, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Australia dan kepulauan pasifik

Sebagai makanan dan kayu sebagai gabus dan pelampung serta kayu bakar


  • Xylocarpus granatum (Nyirih)

Family : Meliaceae
Ciri ciri :

Bentuk

Akar

Daun 

Bunga

Buah

Biji


Habitat 

Penyebaran

Manfaat

:

:

: 

:

:

:


:

 :

:

Pohon tinggi diatas 8 m

Akar papan

Agak tebal, susunan berpasangan(umumnya 2 pasang pertangkai), bentuk daun elips dan ukuran daun 4,5-17 cm

Tandan bunga panjang, 2-7 cm dan muncul dari dasar tangkai daun

Seperti bola kelapa, berat bias mencapai 0,5-1  Kg

Type Normal

Tumbuh di sepanjang pinggiran sungai pasang surut, pinggiran daratan mangrove dan berada di lingkungan air payau

Kalimantan, Bali, Lombok, Sumatera, Lombok, Papua dan Maluku

Kayu sebagai bahan pembuatan perahu serta buahnya di Kalimantan dimanfaatkan sebagian bahan lulur atau bedak


  • Scyphiphora hydrophyllaceae


Family : Rubiaceae
Ciri ciri :

Bentuk

Akar

Daun

Bunga 

Buah

 

Biji

Habitat

 Penyebaran


 Manfaat

:

:

:

: 

:

 

:

:

 :


 :

Semak tegak, selalu hijau, memiliki banyak cabang, tinggi mencapai 3 m

Tunjang

Mengkilap, bulat telur terbalik uk 4-9 cm,

Warna putih, hampir tidak bertangkai, kelopak bunga berbentuk mangkok bawahnya seperti tabung panjang 5 mm

Silinder, berwarna hijau hingga coklat tua, tidak membuka ketika matang ukuran buah 8 mm

Silindris

Jenis ini dapat tumbuh pada subtract lumpur, pasir dan karang pada tepi daratan mangrove atau pematang dan dekati jalur air

Jenis ini banyak terdapat di Indonesia, Srilanka, Australia, Filipina dan Papua New Guinea

Sebagai peralatan rumah tangga dan kayu bakar


  • Rhizophora mucronata (Bakau)


Family : Rhizophoraceae
Ciri ciri :

Bentuk

Akar

Daun

Bunga

 

Buah 

Biji

Habitat 

 

Penyebaran

 Manfaat

:

:

:

:

 

: 

:

: 

:

 

:

Pohon/semak, tinggi diatas 25 m

Tunjang

Bentuk elips, panjang 15-20 cm

4/tangkai, kelopak 4 warna kuning kehijauan, benangsari 8 warna coklat, panjang 2-3 cm

Silinder, berwarna hijau kekuning-kuningan, kotiledon kuning tua diameter 2-2,5 cm, panjang 50-70 cm

Type Vivipar

Jenis ini dapat tumbuh dan mendominasi pada suatu tegakan dan tumbuh optimal pada areal yang tergenang dalam yang kaya akan humus, toleran terhaadap subtract yang keras dan berpasir

Jenis ini sangat mudah dijumpai di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Penyebaran lainnya di daerah Afrika dan Srilanka.

Kayunya dapat dijadikan bahan bangunan, kayu bakar, arang dan bahan pewarna


  • Ceriops tagal (Mentigi)


Family : Rhizophoraceae
Ciri ciri :

Bentuk

Akar

Daun

Bunga

Buah

 Biji

Habitat 

 

Penyebaran

Manfaat

 

:

:

:

:

: 

:

: 

 

:

:

Pohon/semak

Papan, lutut, Navas

Simpel, berlawanan, panjang 4-10 cm

5-10 cm /putih, coklat kehijauan

Silinder, diameter 0,8-1,2 cm, panjang diatas 25 cm, warna hijau kecoklatan

Silindris

Jenis ini biasanya membentuk belukar yang rapat, tumbuh pada areal yang tergenang oleh pasang tinggi yang tanahnya memiliki system pengeringan yang baik

Tersebar hingga pasifik, Aistralia, Malaysia dan Indonesia

Kayunya dapat dijadikan bahan bangunan dan daunnya untuk makanan ternak

  • Avicennia alba (Api-api)


Family : Avicenniaceae
Ciri ciri :

Bentuk

Akar

Daun

Bunga 

Buah 

Biji

Habitat

  

Penyebaran

Manfaat

:

:

:

: 

: 

:

:

 

:

:

Belukar atau pohon yang tumbuh menyebar dengan ketinggian mencapai 15 m

Navas

Permukaan halus dengan bagian atas hijau mengkilat uk 5 x 16 cm

Seperti trisula dengan gerombolan bunga warna kuning, daun mahkota 4, kuning cerah 3-4 mm

Seperti kerucut, cabe, mente hijau muda kekuning kuningan, ukuran 4 x 2 cm

Type Kriptovivipari

Merupakan jenis pioneer pada habitatnya rawa mangrove di lokasi pantai yang terlindung, banyak terdapat di daerah teluk

Banyak penyebarannya diseluruh Indonesia, India, Srilanka, Malaysia, Filipina, Australia dan China

Sebagai kayu bakar dan peralatan mebel


  • Bruguiera gymnorrhiza (Lindur)

Family : Rhizophoraceae
Ciri ciri :

Bentuk

Akar

Daun

Bunga

Buah

Biji

Habitat

 Penyebaran

Manfaat

:

:

:

:

:

:

: 

:

:

Pohon tinngi diatas 20 m

Akar lutut

Simpel bentuk daun elips dan ukuran daun 8-18 cm

Tunggal, besar, berkelompok, warna merah panjang 3-5 cm

Silinder, warna hijau kecoklatan, panjang 20-30 cm diameter 2 cm

Type Vivipari

Tumbuh di daerah bersalinitas rendah dan kering, biasanya pada tepi daratan hutan mangrove yang kurang dipengaruhi air laut

Kalimantan, Bali, Lombok, Sumatra, Papua dan Maluku

Buahnya bias dijadikan makanan


  • Nypa fruticans (Nipah)


Family : Arecaceae
Ciri ciri :

Bentuk 

Akar

Daun

Bunga 

Buah

Biji


Habitat 

Penyebaran 

Manfaat

: 

:

:

: 

:

:


: 

: 

:

Pohon membentuk rumpun, batang terdapat dibawah tanah, tinggi mencapai 4-9 m

Akar serabut

Seperti susunan daun kelapa, panjang tandan 4-9 cm

Tandan bunga biseksual, bunga betina membentuk kepala melingkar bunga jantan kuning cerah berada di bawah kepala bunganya

Buah berbentuk bulat berwarna coklat, diameter biji 4-5 cm

Type Vivipar

Tumbuh pada daerah subtract lumpur yang halus, dan memerlukan asupan air tawar tahunan yang tinggi, jarang terdapat di zona pantai

Tumbuh di seluruh Indonesia, Malaysia, Filipina, Australia dan Afrika

Buahnya biasa dimanfaatkan sebagai minuman dan gula dan pemanfaatan daunnya untuk kerajinan rumah tangga



  • Avicennia marina (Apia pi, Siak)


Family : Avicenniaceae
Ciri ciri :

Bentuk 

Akar

Daun 

Bunga 

Buah

 Biji


Habitat

 Penyebaran

Manfaat

: 

:

: 

: 

:

:


:

:

:

Belukar atau pohon yang tumbuh menyebar dengan ketinggian mencapai 12 m

Navas

Permukaan halus dengan bagian atas hijau kekuning kuningan uk 5 x 9 cm

Bergerombol di ujung tandan, daun mahkota 4 kekuning kuningan 5 kelopak bunga dan 5 terdapat benangsari

Seperti hati, cabe, mente hijau muda kekuning kuningan ukuran 4 x 2 cm

Type Kriptovivipar

Merupakan jenis pioneer, pada habitatnya rawa mangrove di lokasi pantai yang terlindung, banyak terdapat di daerah teluk

Kalimantan, bali, Lombok, Malaysia dan Filipina

Sebaai kayu bakar dan peralatan mebel



Dengan lebih mengenal tentang tanaman mangrove, karakterisitik, jenis dan manfaat keberadaanya tentu akan mempengaruhi pola interaksi kita terhadap tanaman mangrove itu sendiri maupun hutan mangrove pada umumnya. Upaya pemanfaatan ekosistem mangrove yang kurang selaras, seperti penebangan hutan mangrove, sebagai kayu bakar, tambak budidaya dan pembuatan infrastruktur(reklamasi) yang berakibat rusaknya lingkungan sehingga mengganggu siklus kehidupan habitat baik biota laut maupun satwa flora dan fauna seperti burung, ikan, udang dan kepiting karena mangrove mangrove yang sangat ideal sebagai tempat perlindungan dan mencari makanan untuk dapat berkembang biak. Mari kita selamatkan hutan mangrove kita, Salam Lestari….❤❤


PENGELOLAAN HUTAN YANG BERKELANJUTAN

  Mengapa Pengelolaan Hutan yang Berkelanjutan Penting? Hutan adalah salah satu aset alam yang paling berharga. Selain sebagai habitat bagi ...