Jumat, 11 Desember 2020

BUDIDAYA PORANG (Amorphophallus muelleri Blume)

 PENGERTIAN

Porang (Amorphophallus muelleri Blume) adalah salah satu jenis tanaman iles-iles yang tumbuh dalam hutan. Porang merupakan tumbuhan semak (herba) yang berumbi di dalam tanah. Umbi porang berpotensi memiliki nilai ekonomis yang tinggi, karena mengandung glukomanan yang baik untuk kesehatan dan dapat dengan mudah diolah menjadi bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.


SYARAT TUMBUH

Tanaman porang yang dibudidayakan harus punya kualitas yang baik, untuk itu perlu diketahui syarat-syarat tumbuh tanaman porang, antara lain:

1.    Keadaan iklim

       ·  Intensitas cahaya 60 – 70%

       ·  Ketinggian 0 – 700 m dpl. Namun yang paling bagus pada daerah dengan ketinggian 100 – 600 m dpl.

2.    Keadaan tanah

       ·  Dibutuhkan tanah yang gembur/subur dan tidak becek.

       ·  Tanah dengan tekstur lempung berpasir dan bersih dari alang-alang.

       ·   Derajat keasaman tanah ideal antara pH 6 – 7.

3.    Kondisi lingkungan

       ·   Naungan yang ideal: Jati, Mahoni Sono, dan lain-lain.

       ·   Tingkat kerapatan naungan minimal 40% maksimal 60%. Semakin rapat semakin baik.



BUDIDAYA PORANG

Persiapan lahan

Lokasi tumbuh tanaman porang yang baik adalah di bawah naungan dengan itensitas cahaya 60-70%.

Kegiatan persiapan lahan antara lain :

   1.    Pada lahan datar

          Setelah lahan dibersihkan dari semak-semak liar/gulma lalu dibuat guludan selebar 50 cm dengan        tinggi 25 cm dan panjang disesuaikan dengan lahan. Jarak antara guludan adalah 50 cm.

2.    Pada lahan miring

       Lahan dibersihkan tidak perlu diolah. Lalu dibuat lubang tempat ruang tumbuh bibit yang dilaksanakan pada saat penanaman.

Persiapan bibit


                

                    Porang dapat diperbanyak secara vegetatif dan generatif (biji, bulbil/katak). Bibit yang dipilih adalah dari umbi dan bulbil yang sehat. Bibit porang cukup ditanam sekali. Setelah bibit yang ditanam berumur 3 tahun, dapat dipanen selanjutnya dapat dipanen setiap tahunnya tanpa perlu penanaman kembali.

Kebutuhan bibit per satuan luas sangat tergantung pada jenis bibit yang digunakan dan jarak tanam. Dengan prosentase tumbuh benih diatas 90%, kebutuhan benih per hektar dengan jarak tanam 0,5 m adalah:

    1. Umbi : 1.500 kg (± 20-30 buah/kg)

    2. Biji : 300 kg

    3. Bulbil : 350 kg (±170 – 175 buah/kg)

Tata cara penyiapan bibit dari umbi

    1)   Tentukan anakan tanaman porang yang berumur ±1 tahun yang pertumbuhannya subur dan sehat.

    2)    Bongkar tanaman dan bersihkan umbi dari akar dan tanah.

    3)    Kumpulkan bibit tersebut di tempat yang teduh untuk penanganan selanjutnya yaitu penanaman (1 umbi            porang hanya menghasilkan 1 tanaman porang).

Tata cara penyiapan bibit dari biji

Tanaman porang pada setiap kurun waktu 4 tahun akan menghasilkan bunga yang kemudian menjadi buah atau biji. Dalam 1 tongkol buah bisa menghasilkan biji sampai 250 butir yang dapat digunakan sebagai bibit porang dengan cara disemaikan terlebih dahulu.



Tata cara budidaya dengan perkecambahan poliembrioni

        Poliembrioni adalah adanya lebih dari satu embrio dalam satu biji. Pada tata cara budidaya pembibitan dengan menggunakan biji maka satu biji porang akan langsung disemai sehingga satu biji porang hanya menghasilkan satu bibit baru. Namun demikian dengan metode poliembrioni, pada satu biji porang dilakukan proses pembelahan biji untuk memisahkan embrio-embrio dalam satu biji (Gambar 5D). Embrio yang telah dipisahkan tersebut kemudian disemai hingga tumbuh tunas sehingga dihasilkan lebih dari satu bibit baru dari satu biji.

        Budidaya porang metode poliembrioni ini biasanya dilaksanakan sejak bulan Agustus, ketika bunga porang mulai rebah, kemudian biji ditampung. Selanjutnya biji-biji tersebutk kemudian dibelah dan embrio-embrionya dipisahkan. Dibutuhkan waktu 6-7 minggu sejak embrio disemaikan hingga berkecambah. Embrio yang telah berkecambah dipindahkan ke dalam kantong polybag hingga 8 minggu sebelum siap ditanam ke lahan.

Penanaman porang


        Porang sangat baik ditanam ketika musim hujan, yaitu sekitar bulan November – Desember. Tahap penanaman porang adalah sebagai berikut:

        1.    Bibit yang sehat satu per satu dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan letak bakal tunas                                      menghadap ke atas.

        2.   Tiap lubang tanaman diisi 1 bibit porang dengan jarak tanam sesuai kebutuhan.

        3.   Tutup bibit dengan tanah halus / tanah olahan setebal ±3 cm.

Pemeliharaan tanaman porang

        Tanaman porang merupakan tanaman yang memerlukan pemeliharaan secara khusus. Namun untuk mendapatkan hasil pertumbuhan dan produksi yang maksimal, dapat dilakukan perawatan yang intensif dengan cara:

        1. Penyiangan

            -  Dilakukan dengan membersihkan gulma yang berupa rumput liar yang dapat menjadi pesaing tanaman                 porang dalam hal kebutuhan air dan unsur hara.

            Sebaiknya dilakukan sebulan setelah umbi porang ditanam. Penyiangan berikutnya dapat dilakukan saat                gulma muncul.

            Gulma    yang   terkumpul     ditimbun dalam sebuah lubang agar membusuk dan menjadi kompos.

        2. Pemupukan

            Pada saat pertama kali ditanam, dilakukan pemupukan dasar. Untuk pemupukan berikutnya dapat                         dilakukan setahun sekali (awal musim hujan). Jenis pupuk adalah pupuk urea 10 g/lubang dan SP 36,5                  g/lubang. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditanam disekitar batang porang.

        3. Pengamanan pohon pelindung

            Porang merupakan tanaman yang butuh naungan. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeliharaan                             terhadap pohon pelindung agar pohon pelindung dan tanaman porang dapat tumbuh dengan baik.



                                                                                TERIMAKASIH







PENANDAAN BATAS DAN INVENTARISASI POTENSI AREAL PERSETUJUAN PERHUTANAN SOSIAL DALAM RANGKA IMPLEMENTASI SK.1188/MENLHK/SETJEN/Kum.1/11/2022

Penandaan batas areal perhutanan sosial adalah proses yang penting dalam pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan untuk kepentingan masyara...