Air tersedia dalam berbagai sumber, seperti air sungai, air hujan, dan air tanah. Air merupakan komponen kehidupan yang diperlukan seluruh makhluk yang ada di bumi. Ketiadaan air akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup seluruh organisme.
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah
atau bebatuan yang berada dibawah permukaan tanah. Air tanah berasal dari air
hujan yang meresap ke dalam tanah, kemudian terkumpul pada lapisan yang tidak
dapat ditembus oleh air.
Air bawah tanah memiliki
peran yang penting dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air,
baik untuk makhluk hidup, rumah tangga dan industri.
Menurut Rachmat F.
Lubis, 2006 – Secara umum, air dalam tanah akan mengalir sangat perlahan
melalui celah yang sangat kecil dan atau melalui butiran antar batuan. Batuan
yang memiliki kemampuan menyimpan dan mengalirkan air tanah disebut akuifer.
Proses
Terbentuknya
Air tanah terbentuk
berkaitan dengan adanya siklus hidrologi. Siklus hidrologi adalah suatu siklus
yang terjadi di lingkungan perairan. Siklus ini akan terus berjalan dan tidak
akan berhenti, dimana proses air dari atmosfer yang turun ke bumi dalam bentuk
hujan atau salju akan kembali lagi ke atmosfer secara berulang terus menerus.
Air yang turun ke bumi
sebagai air hujan sebagian besar akan mengalir dipermukaan tanah sebagai air
permukaan, seperti sungai, danau, atau rawa. Sebagian kecil air hujan tersebut
juga meresap ke dalam tanah dan masuk ke dalam zona jenuh, sehingga menjadi air
tanah.
Air tanah yang berada dekat
dengan permukaan tanah akan diserap oleh tanaman melalui evapotranspiration dan kembali menguap ke atmosfer. Selain itu,
penguapan atau evaporasi secara langsung juga dapat terjadi pada tubuh air yang
terbuka.
Air tanah dapat berada
dibawah permukaan tanah dalam bentuk kumpulan air, seperti pada gua bawah tanah
atau sungai bawah tanah. Keberadaan air bawah tanah dapat mencapai kedalaman
puluhan bahkan ratusan meter dibawah permukaan bumi.
Semakin kedalam akan
ditemukan lapisan-lapisan batuan yang lolos air dan tidak lolos air. Lapisan permeable atau lapisan lolos air adalah lapisan
batuan yang terdiri dari kerikil, pasir, batu apung, dan batuan yang retak.
Sedangkan, lapisan impermeable atau lapisan tidak lolos air
adalah lapisan batuan yang kedap air dan terdiri dari napal, tanah liat, dan
tanah lempung. Meski tanah lempung dapat menyerap air, akan tetapi memiliki
sifat jenuh air sehingga daya serapnya terbatas.
Air hujan yang turun ke
bumi akan meresap secara infiltrate ke zona tak jenuh (zone of aeration).
Setelah itu akan masuk lebih dalam secara percolate hingga mencapai zona jenuh
air dan menjadi air tanah.
Terbentuknya air tanah
adalah bagian dari tahap siklus air atau daur
hidrologi. Air tanah dapat berinteraksi dengan air permukaan dipengaruhi
oleh berbagai komponen lain, seperti topografi, jenis batuan penutup, tumbuhan
penutup, penggunaan lahan, dan kegiatan manusia di permukaan. Kualitas air
tanah dan air permukaan saling berkaitan satu sama lain.
Sumber
Air Tanah
Air tanah memiliki jumlah
yang jauh lebih besar dibanding air permukaan. Menurut data UNESCO, 1978 dalam
Chow et al, 1998 menyatakan bahwa 98% dari seluruh air di daratan tersimpan
dibawah permukaan tanah, pori-pori batuan, dan material butiran.
Oleh karena itu, sumber air
tanah dapat dibagi menjadi 2 jenis sumber, yaitu:
- Air
hujan yang meresap ke dalam tanah melalui pori-pori atau
retakan dalam formasi batuan
- Air
permukaan yang dapat berasal dari sungai, danau, dan reservoir
yang meresap melalui tanah dan batuan ke dalam tanah
Cadangan air terbesar
adalah air tanah. Air dalam tanah dan air permukaan adalah sumber air yang
memiliki hubungan erat.
Pada musim kemarau
panjang, umumnya aliran sungai akan surut, danau dan tempat penampungan air
alami cenderung mengering. Sebagian besar air yang mengisi sungai, danau dan
penampungan air alami merupakan air tanah yang muncul kembali ke permukaan.

Kandungan
Air Tanah
Air tanah memiliki
kandungan yang dikelompokkan menjadi 4 kelompok. Kandungan tersebut berasal
dari unsur air hujan yang ketika meresap ke dalam tanah akan membawa
unsur-unsur lainnya, antara lain:
1.
Unsur utama air tanah (major constituents)
memiliki kandungan 1,0 – 1000 mg/l, yaitu kalsium, natrium, magnesium, sulfat,
klorida, silika, dan bikarbonat
2.
Unsur sekunder air tanah (secondary
constituents) memiliki kandungan 0,01-10 mg/l, yaitu besi, strountium, kalium,
kabornat, nitrat, boron, dan florida
3.
Unsur minor air tanah (minor constituents)
memiliki kandungan kandungan 0,0001-0,1 mg/l, yaitu aluminium, atimon, arsen,
barium, cadmium, krom, brom, kobalt, tembaga, germanium, jodium, timbal, litium,
molibdiunum, nikel, mangan, fosfat, rubidium, selenium, uranium, titanium,
vanadium, dan seng
4.
Unsur langka air tanah (trace constituents)
memiliki kandungan kurang dari 0,001 mg/l, yaitu berilium, bismut, cerium,
cesium, galium, emas, indium, lanthanum, niobium, platina, radium, ruthenium,
scandium, perak, thalium, tharium, timah, tungsten, yttrium, zirkon
Menurut Kodatie (2012), air
mengandung unsur kimia sesuai dengan sistem aliran air tanahnya. Sistem aliran
air tanah ini dibagi menjadi tiga, yakni sistem lokal, sisntem antara dan
sistem regional.
Unsur kimia yang
mendominasi sistem lokal adalah HCO3, Ca, dan Mg. Kemudian pada sistem antara
sebagian besar terdiri dari HCO3, Ca, dan Mg. Sedangkan air tanah sistem
regional mengandung Na, Cl, serta hilangnya unsur Co2 dan O2.
Sifat
Batuan Pembentuk
Menurut Danaryanto, dkk,
2005 – Terbentuknya air tanah merupakan proses yang melewati beberapa lapisan
batuan dibawah permukaan tanah yang memiliki keterdapatan,
penyebaran dan pergerakan air ranah dengan penekanan pada hubungan
terhadap kondisi geologi suatu daerah.
Berdasarkan sikap batuan
terhadap air, maka terdapat beberapa karakteristik batuan yang dibagi menjadi
Akuifer (aquifer), Akuiklud (aquiclude), Akuitar (aquitard), Akuifug
(aquifuge).
Akuifer
(aquifer) adalah lapisan pembawa air. Berupa lapisan batuan yang
memiliki susunan tertentu yang mampu menyimpan air dan mengalirkan air dalam
jumlah cukup pada kondisi lapang. Sifat dari batuan akuifer adalah permeabel,
terdiri dari pasir, keriki, batuan retak dan batu gamping yang berlubang
Akuiklud
(aquiclude) adalah lapisan batuan yang mampu menyimpan
air, tapi tidak dapat mengalirkan air dalam jumlah yang cukup. Batuan ini
terdirid ari lempung, shale, tuf halus dan silt
Akuitar
(aquitard) adalah lapisan batuan yang memiliki formasi tertentu
dan mampu menyimpan air serta hanya dapat mengalirkan air dalam jumlah tertentu
Akuifug (aquifuge) adalah
lapisan batuan yang memiliki formasi tertentu. Pada lapisan ini air tidak dapat
disimpan dan dialirkan. Batuan ini terdirid ari granit dan batuan padat
Jenis
Air Tanah
Air tanah digolongkan
menjadi 2 jenis, yaitu berdasarkan letak di permukaan tanah dan berdasarkan
asalnya. Air tanah berdasarkan letaknya dibagi kembali
menjadi 2 jenis, yaitu Air Tanah Freatik dan Air Tanah Dalam (Artesis).
Air Tanah Freatik adalah
air tanah dangkal yang terletak tidak jauh dari permukaan tanah dan berada
diatas lapisan impemeable atau kedap air, contohnya adalah air sumur.
Air Tanah Dalam (Artesis)
adalah air tanah yang terletak di antara lapisan akuifer dan batuan kedap air,
contohnya adalah sumur artesis.
Sedangkan, air tanah
berdasarkan asalnya kembali dibagi menjadi 3 jenis, yaitu Air Tanah Meteorit
(Vados), Air Tanah Baru (Juvenil), dan Air Konat.
Air Tanah Meteorit (Vados)
adalah air tanah yang berasal dari proses presipitasi (hujan) dari awan yang
mengalami kondensasi dan tercampur dengan debu meteorit.
Air Tanah Baru (Juvenil)
adalah air tanah yang berasal dari dalam bumi karena tekanan intrusi magma,
contohnya adalah geyser atau sumber air panas.
Air Konat adalah air tanah
yang terkurung pada lapisan batuan purba.
Faktor
Penentu Kualitas Air Tanah
Kualitas air tanah
ditentukan oleh sifat fisik dan sifat kimia yang terkandung. Berdasarkan sifat
fisik, kualitas air dapat diketahui dari warna, bau, rasa, kekeruhan,
kekentalan dan suhu air.
Rasa air tanah
dipengaruhi oleh unsur-unsur garam yang terlarut atau tersuspensi dalam air.
Kekentalan air disebabkan oleh partikel yang terkandung dalam air, dimana
semakin banyak kandungan yang ada maka akan semakin kental. Selain itu, suhu
air yang tinggi akan semakin encer.
Kekeruhan
air dipengaruhi oleh zat yang tidak larut oleh air. Misalnya partikel lempung,
lanau, zat organik dan mukroorganisme. Suhu air dipengaruhi oleh suhu
lingkungan, seperti cuaca, musim, siang dan malam serta lokasi air tanah.
Zat
kimia yang terdapat dalam air tanah juga berpengaruh terhadap kualitas air,
antara lain Kesadahan, Zat Padat Terlaur (Total Disolve Solid / TDS), Daya
Hantar Listrik (DHL), Keasaman dan Kandungan Ion.
Kesadahan
Air adalah tingkat kekerasan air yang pada umumnya disebabkan oleh unsur Ca dan
Mg. Air tanah memiliki beberapa kandungan metal terlarut, seperti Na, Mg, Ca,
dan Fe. Jika air tanah mengandung komponen logam dalam jumlah tinggi maka akan
menyebabkan air sadah.
Zat Padat Terlarut
adalah total zat padat yang terlarut dalam air tanah atau semua zat yang
tertinggal setelah air diuapkan pada suhu 103 derajat hingga 105 derajat
Celcius. Zat-zat terlarut tersebut seperti garam anorganik, dan zat organik
lain dalam jumlah kecil, serta gas. Air baku yang digunakan untuk air minum dan
kebutuhan rumah tangga, batas maksimal kandungannya adalah 1.000 mg/l atau
disebut baku mutu air kelas I.
Daya
Hantar Listrik merupakan kemampuan air untuk menghantarkan listrik. Daya hantar
ini dipengaruhi oleh unsur garam yang terkandung dalam air. Sebab semakin
tinggi unsur garam maka semakin tinggi pula daya hantar listriknya.
Konduktivitas air dipengaruhi oleh ion klorida, suhu air dan zat pada terlarut.
Keasaman
Air yang dinyattakan dalam pH memiliki skala ukur 1 sampai 14. Air dengan
kualitas baik adalah air yang memiliki pH netral (pH 7), jika pH air kurang
dari 7 maka akan bersifat asam dan jika lebih dari 7 maka akan bersifat basa.
Kandungan
Ion baik kation dan anion yang terkandung pada air diukur dalam satuan part per
million (ppm) atau mg/l. Ion-ion yang terkandung dalam air antara lain Na, K,
Ca, Mg, Al, Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, SO4, CO2, CO3, HCO3, H2SF, NH4, NO3, NO2,
KMnO4, SiO2, boron, ion-ion logam yang biasanya jarang dan bersifat racun
antara lain As, Pb, Sn, Cr, Cd, Hg, Co
Manfaat Air Tanah
Secara
umum air memiliki manfaat penting bagi kehidupan, tidak hanya bermanfaat bagi
manusia, air juga dibutuhkan oleh tumbuhan serta hewan. Sebab itu, ketiadaan
air dapat menyebabkan kekeringan, bencana kelaparan, dan kepunahan spesies.
Air
dimanfaatkan oleh manusia untuk keperluan sehari-hari, seperti minum, mandi,
mencuci, dan lainnya. Seluruh hewan juga membutuhkan air untuk minum, terlebih
hewan-hewan akuatik yang hidup pada habitat air, seperti sungai, danau, dan
lautan. Tumbuhan memanfaatkan air tanah yang diserap melalui akar untuk
memperoleh unsur hara guna mendukung proses fotosintes.
Pencemaran Air Tanah
Ancaman tercemarnya air
tanah dapat berasal dari makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain yang
masuk kedalam air atau tanah oleh manusia, baik disengaja atau tidak disengaja
yang dapat menurunkan kualitas air tanah.
Bahan pencemar yang biasanya masuk dan menyebabkan polusi air tanah
adalah gas, bahan terlarut, serta partikulat yang mengubah kondisi air tidak
sesuai kondisi alamiahnya. Bahan-bahan tersebut dapat dengan mudah masuk
melalui tanah, atmosfer, limbah domestik, limbah industri dan sebagainya.
Pencemaran
dapat terjadi pada air permukaan dan air dalam tanah. Untuk mengetahui apakah
air telah tercemar atau tidak, maka dapat dilakukan pengujian pada sifat-sifat
air tersebut. Jika sifat-sifat air yang yang di tes hasilnya di luar batasan,
maka air tanah dapat dipastikan tercemar.
Beberapa
parameter untuk menentukan kualitas air atau tingkat polusi air tanah, antara
lain nilai pH, keasaman dan alkalinitas, suhu, warna, bau dan rasa, jumlah
padatan, nilai BOD / COD, kandungan mikroorganisme patogen, kandungan minyak,
dan kandungan logam berat.
Konservasi Air dan Tanah
Konservasi
tanah adalah penempatan bidang tanah pada penggunaan yang sesuai dengan
kemampuan tanah dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan
agar tidak terjadi kerusakan tanah.
Sedangkan
konservasi air adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah untuk kegiatan
pertanian secara efisien dan mengatur waktu aliran air dengan meresapkannya ke
dalam tanah. Tujuannya adalah ketika musim hujan tidak terjadi banjir dan
ketika kemarau masih terdapat cadangan air tanah.
Dari
kedua pengertian diatas, maka konservasi tanah memiliki hubungan dengan
konservasi air. Karena perlakuan terhadap tanah akan mempengaruhi tata air pada
lokasi tersebut dan tempat hilirnya.
Oleh
karena itu, untuk menjaga air tanah tetap terpelihara dan memiliki kualias yang
baik, maka kita dapat melakukan upaya konservasi tanah dan air yang memiliki
tujuan berikut ini:
- mencegah
erosi
- memperbaiki
tanah yang rusak
- memelihara
serta meningkatkan produktivitas tanah
- menjamin
tersedianya air untuk masa depan
- penghematan
air baik dari segi pengambilan dan pengolahan
- konservasi
habitat bagi makhluk hidup lain
Menjaga Kelestarian Air Tanah
Beberapa
cara berikut ini dapat dilakukan agar air tanah tetap terjaga kelestariannya:
1.
Menghemat Air
Pentingnya
manfaat air untuk kehidupan mewajibkan kita untuk selalu menjaga
kelestariannya. Salah satu cara untuk menjaga kelestarian air adalah dengan
menghemat air.
Hal
ini dapat dilakukan mulai dari kegiatan sederhana di kehidupan sehari-hari.
Biasakan diri untuk menggunakan air secukupnya ketika mencuci motor atau mobil,
serta tutup kran air dan pastikan tidak ada yang menetes.
Dengan
menghemat penggunaan air maka cadangan air tanah akan tercukupi untuk keperluan
ketika kemarau tiba.
2.
Menjaga Sumber Mata Air
Sumber
mata air harus dilestarikan dan dijaga agar tidak menghilang dan tetap
memberikan manfaat. Hindarkan sumber mata air dari bahaya limbah industri
maupun rumah tangga agar kualitasnya tetap baik.
3.
Konservasi Daerah Resapan Air
Agar
cadangan air tanah selalu tersedia, diperlukan upaya konservasi tanah dan air.
Kita dapat mengambil langkah pembuatan biopori atau sumur resapan.
Biopori
merupakan lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah. Fungsi
dari lubang ini adalah sebagai resapan dan bertujuan untuk mengatasi genangan
air permukaan. Cara kerjanya adalah dengan meningkatkan daya resap air ke dalam
tanah.
Sedangkan
sumur resapan adalah sumur buatan yang fungsinya untuk memperluas area serapan
air, terutama air hujan, sebagai langkah melakukan konservasi pada tanah dan
juga kandungan air di dalam tanah. Diperluasnya area resapan air akan
menyebabkan air hujan tidak lagi menggenang dan dapat ditampung ke dalam sumur.
Sumur
resapan atau lubang imbuhan sangat bermanfaat digunakan pada pemukiman yang
berada di area pantai karena dapat mengurangi instrusi air laut dan mengurangi
pencemaran air dan tanah.
Air bawah tanah memiliki
peran yang penting dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air,
baik untuk makhluk hidup, rumah tangga dan industri.
Menurut Rachmat F.
Lubis, 2006 – Secara umum, air dalam tanah akan mengalir sangat perlahan
melalui celah yang sangat kecil dan atau melalui butiran antar batuan. Batuan
yang memiliki kemampuan menyimpan dan mengalirkan air tanah disebut akuifer.
Air tanah terbentuk
berkaitan dengan adanya siklus hidrologi. Siklus hidrologi adalah suatu siklus
yang terjadi di lingkungan perairan. Siklus ini akan terus berjalan dan tidak
akan berhenti, dimana proses air dari atmosfer yang turun ke bumi dalam bentuk
hujan atau salju akan kembali lagi ke atmosfer secara berulang terus menerus.
Air yang turun ke bumi
sebagai air hujan sebagian besar akan mengalir dipermukaan tanah sebagai air
permukaan, seperti sungai, danau, atau rawa. Sebagian kecil air hujan tersebut
juga meresap ke dalam tanah dan masuk ke dalam zona jenuh, sehingga menjadi air
tanah.
Air tanah yang berada dekat
dengan permukaan tanah akan diserap oleh tanaman melalui evapotranspiration dan kembali menguap ke atmosfer. Selain itu,
penguapan atau evaporasi secara langsung juga dapat terjadi pada tubuh air yang
terbuka.
Air tanah dapat berada
dibawah permukaan tanah dalam bentuk kumpulan air, seperti pada gua bawah tanah
atau sungai bawah tanah. Keberadaan air bawah tanah dapat mencapai kedalaman
puluhan bahkan ratusan meter dibawah permukaan bumi.
Semakin kedalam akan
ditemukan lapisan-lapisan batuan yang lolos air dan tidak lolos air. Lapisan permeable atau lapisan lolos air adalah lapisan
batuan yang terdiri dari kerikil, pasir, batu apung, dan batuan yang retak.
Sedangkan, lapisan impermeable atau lapisan tidak lolos air
adalah lapisan batuan yang kedap air dan terdiri dari napal, tanah liat, dan
tanah lempung. Meski tanah lempung dapat menyerap air, akan tetapi memiliki
sifat jenuh air sehingga daya serapnya terbatas.
Air hujan yang turun ke
bumi akan meresap secara infiltrate ke zona tak jenuh (zone of aeration).
Setelah itu akan masuk lebih dalam secara percolate hingga mencapai zona jenuh
air dan menjadi air tanah.
Sumber
Air Tanah
Air tanah memiliki jumlah
yang jauh lebih besar dibanding air permukaan. Menurut data UNESCO, 1978 dalam
Chow et al, 1998 menyatakan bahwa 98% dari seluruh air di daratan tersimpan
dibawah permukaan tanah, pori-pori batuan, dan material butiran.
Oleh karena itu, sumber air
tanah dapat dibagi menjadi 2 jenis sumber, yaitu:
- Air
hujan yang meresap ke dalam tanah melalui pori-pori atau
retakan dalam formasi batuan
- Air
permukaan yang dapat berasal dari sungai, danau, dan reservoir
yang meresap melalui tanah dan batuan ke dalam tanah
Cadangan air terbesar
adalah air tanah. Air dalam tanah dan air permukaan adalah sumber air yang
memiliki hubungan erat.
Pada musim kemarau
panjang, umumnya aliran sungai akan surut, danau dan tempat penampungan air
alami cenderung mengering. Sebagian besar air yang mengisi sungai, danau dan
penampungan air alami merupakan air tanah yang muncul kembali ke permukaan.
Faktor
Penentu Kualitas Air Tanah
Kekeruhan
air dipengaruhi oleh zat yang tidak larut oleh air. Misalnya partikel lempung,
lanau, zat organik dan mukroorganisme. Suhu air dipengaruhi oleh suhu
lingkungan, seperti cuaca, musim, siang dan malam serta lokasi air tanah.
Zat
kimia yang terdapat dalam air tanah juga berpengaruh terhadap kualitas air,
antara lain Kesadahan, Zat Padat Terlaur (Total Disolve Solid / TDS), Daya
Hantar Listrik (DHL), Keasaman dan Kandungan Ion.
Kesadahan
Air adalah tingkat kekerasan air yang pada umumnya disebabkan oleh unsur Ca dan
Mg. Air tanah memiliki beberapa kandungan metal terlarut, seperti Na, Mg, Ca,
dan Fe. Jika air tanah mengandung komponen logam dalam jumlah tinggi maka akan
menyebabkan air sadah.
Zat Padat Terlarut
adalah total zat padat yang terlarut dalam air tanah atau semua zat yang
tertinggal setelah air diuapkan pada suhu 103 derajat hingga 105 derajat
Celcius. Zat-zat terlarut tersebut seperti garam anorganik, dan zat organik
lain dalam jumlah kecil, serta gas. Air baku yang digunakan untuk air minum dan
kebutuhan rumah tangga, batas maksimal kandungannya adalah 1.000 mg/l atau
disebut baku mutu air kelas I.
Daya
Hantar Listrik merupakan kemampuan air untuk menghantarkan listrik. Daya hantar
ini dipengaruhi oleh unsur garam yang terkandung dalam air. Sebab semakin
tinggi unsur garam maka semakin tinggi pula daya hantar listriknya.
Konduktivitas air dipengaruhi oleh ion klorida, suhu air dan zat pada terlarut.
Keasaman
Air yang dinyattakan dalam pH memiliki skala ukur 1 sampai 14. Air dengan
kualitas baik adalah air yang memiliki pH netral (pH 7), jika pH air kurang
dari 7 maka akan bersifat asam dan jika lebih dari 7 maka akan bersifat basa.
Kandungan
Ion baik kation dan anion yang terkandung pada air diukur dalam satuan part per
million (ppm) atau mg/l. Ion-ion yang terkandung dalam air antara lain Na, K,
Ca, Mg, Al, Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, SO4, CO2, CO3, HCO3, H2SF, NH4, NO3, NO2,
KMnO4, SiO2, boron, ion-ion logam yang biasanya jarang dan bersifat racun
antara lain As, Pb, Sn, Cr, Cd, Hg, Co
Manfaat Air Tanah
Secara
umum air memiliki manfaat penting bagi kehidupan, tidak hanya bermanfaat bagi
manusia, air juga dibutuhkan oleh tumbuhan serta hewan. Sebab itu, ketiadaan
air dapat menyebabkan kekeringan, bencana kelaparan, dan kepunahan spesies.
Air
dimanfaatkan oleh manusia untuk keperluan sehari-hari, seperti minum, mandi,
mencuci, dan lainnya. Seluruh hewan juga membutuhkan air untuk minum, terlebih
hewan-hewan akuatik yang hidup pada habitat air, seperti sungai, danau, dan
lautan. Tumbuhan memanfaatkan air tanah yang diserap melalui akar untuk
memperoleh unsur hara guna mendukung proses fotosintes.
Pencemaran Air Tanah
Ancaman tercemarnya air
tanah dapat berasal dari makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain yang
masuk kedalam air atau tanah oleh manusia, baik disengaja atau tidak disengaja
yang dapat menurunkan kualitas air tanah.Bahan pencemar yang biasanya masuk dan menyebabkan polusi air tanah adalah gas, bahan terlarut, serta partikulat yang mengubah kondisi air tidak sesuai kondisi alamiahnya. Bahan-bahan tersebut dapat dengan mudah masuk melalui tanah, atmosfer, limbah domestik, limbah industri dan sebagainya.
Pencemaran
dapat terjadi pada air permukaan dan air dalam tanah. Untuk mengetahui apakah
air telah tercemar atau tidak, maka dapat dilakukan pengujian pada sifat-sifat
air tersebut. Jika sifat-sifat air yang yang di tes hasilnya di luar batasan,
maka air tanah dapat dipastikan tercemar.
Beberapa
parameter untuk menentukan kualitas air atau tingkat polusi air tanah, antara
lain nilai pH, keasaman dan alkalinitas, suhu, warna, bau dan rasa, jumlah
padatan, nilai BOD / COD, kandungan mikroorganisme patogen, kandungan minyak,
dan kandungan logam berat.
Konservasi Air dan Tanah
Konservasi
tanah adalah penempatan bidang tanah pada penggunaan yang sesuai dengan
kemampuan tanah dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan
agar tidak terjadi kerusakan tanah.
Sedangkan
konservasi air adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah untuk kegiatan
pertanian secara efisien dan mengatur waktu aliran air dengan meresapkannya ke
dalam tanah. Tujuannya adalah ketika musim hujan tidak terjadi banjir dan
ketika kemarau masih terdapat cadangan air tanah.
Dari
kedua pengertian diatas, maka konservasi tanah memiliki hubungan dengan
konservasi air. Karena perlakuan terhadap tanah akan mempengaruhi tata air pada
lokasi tersebut dan tempat hilirnya.
Oleh
karena itu, untuk menjaga air tanah tetap terpelihara dan memiliki kualias yang
baik, maka kita dapat melakukan upaya konservasi tanah dan air yang memiliki
tujuan berikut ini:
- mencegah
erosi
- memperbaiki
tanah yang rusak
- memelihara
serta meningkatkan produktivitas tanah
- menjamin
tersedianya air untuk masa depan
- penghematan
air baik dari segi pengambilan dan pengolahan
- konservasi
habitat bagi makhluk hidup lain
Menjaga Kelestarian Air Tanah
Beberapa
cara berikut ini dapat dilakukan agar air tanah tetap terjaga kelestariannya:
1.
Menghemat Air
Pentingnya
manfaat air untuk kehidupan mewajibkan kita untuk selalu menjaga
kelestariannya. Salah satu cara untuk menjaga kelestarian air adalah dengan
menghemat air.
Hal
ini dapat dilakukan mulai dari kegiatan sederhana di kehidupan sehari-hari.
Biasakan diri untuk menggunakan air secukupnya ketika mencuci motor atau mobil,
serta tutup kran air dan pastikan tidak ada yang menetes.
Dengan
menghemat penggunaan air maka cadangan air tanah akan tercukupi untuk keperluan
ketika kemarau tiba.
2.
Menjaga Sumber Mata Air
Sumber
mata air harus dilestarikan dan dijaga agar tidak menghilang dan tetap
memberikan manfaat. Hindarkan sumber mata air dari bahaya limbah industri
maupun rumah tangga agar kualitasnya tetap baik.
3.
Konservasi Daerah Resapan Air
Agar
cadangan air tanah selalu tersedia, diperlukan upaya konservasi tanah dan air.
Kita dapat mengambil langkah pembuatan biopori atau sumur resapan.
Biopori
merupakan lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah. Fungsi
dari lubang ini adalah sebagai resapan dan bertujuan untuk mengatasi genangan
air permukaan. Cara kerjanya adalah dengan meningkatkan daya resap air ke dalam
tanah.
Sedangkan
sumur resapan adalah sumur buatan yang fungsinya untuk memperluas area serapan
air, terutama air hujan, sebagai langkah melakukan konservasi pada tanah dan
juga kandungan air di dalam tanah. Diperluasnya area resapan air akan
menyebabkan air hujan tidak lagi menggenang dan dapat ditampung ke dalam sumur.
Sumur
resapan atau lubang imbuhan sangat bermanfaat digunakan pada pemukiman yang
berada di area pantai karena dapat mengurangi instrusi air laut dan mengurangi
pencemaran air dan tanah.