Jumat, 22 September 2023

KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN ; KENALI, KENDALIKAN DAN ATASI

 


Musim kemarau pada tahun ini terbilang belum berlangsung lama, namun dampak kekeringan sudah mulai terasa dampaknya. Hujan yang belum juga turun menyebabkan mengecilnya debit mata air dan sungai. Lebih daripada itu dampak kekeringan juga sangat jelas terlihat di lingkungan sekitar kita. Hutan maupun lahan pekarangan tampak begitu kering, tanaman yang meranggas dan rerumputan dan tanaman bawah tegakan yang sudah tampak begitu kering sangat mudah memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

Sebagai petugas Penyuluh Kehutanan sudah selazimnya kita memberikan informasi-informasi yang bermanfaat serta tindakan apa saja yang perlu dilakukan dalam upaya menekan dan mengatasi jika dihadapkan pada permasalahan kebakaran hutan dan lahan.

Kebakaran hutan dan lahan atau karhutla adalah suatu peristiwa terbakarnya hutan dan/atau lahan, baik secara alami maupun oleh perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan yang menimbukan kerugian ekologi, ekonomi, sosial budaya dan politik. Berikut faktor penyebab terjadinya kebakaran hutan : 

  • Faktor terjadinya kebakaran karena alam :
    • Petir (misal : sambaran petir pada bahan mudah terbakar).
    • Gempa bumi (misal: gempa bumi yang mengakibatkan terputusnya jalur gas bahan bakar)
    • Gunung meletus (dikarenakan lava pijar yang panas membakar tumbuhan kering disekitarnya).
    • Panas matahari (misal : panas matahari yang memantul dari kaca cembung ke dedaunan kering di sekitarnya).
  • Faktor terjadinya kebakaran karena manusia :
    • Disengaja (pembalakan liar, balas dendam, dsj).
    • Kelalaian (lupa mematikan tungku pembakaran saat akan meninggalkan rumah, dsj).
    • Kurang pengertian (membuang rokok sembarangan, merokok di dekat tempat pengisian bahan bakar, dsj).
  • Faktor penyebab kebakaran karena binatang : tikus, kucing dan binatang peliharaaan lainnya yang berpotensi menimbulkan kebakaran akibat terdapat sumber api di sekitar rumah tanpa pengawasan.
Sebagai faktor yang sangat mempengaruhi proses terjadinya Kebakaran hutan dan lahan kita juga harus mengetahui beberapa unsur diantaranya :

  • Bahan bakar
    • Benda padat, cair atau logam yang mudah terbakar
  • Sumber panas
    • Lingkungan yang memiliki suhu tinggi berpotensi lebih besar menimbulkan kebakaran. Sumber panas bisa berupa sinar matahari, korsleting listrik, panas energi mekanik atau gesekan, reaksi kimia dan kompresi udara.
  • Oksigen atau O2
    • Api bisa timbul karena adanya oksigen atau O2. Besar kecilnya kandungan atau kadar oksigen akan berpengaruh pada munculnya kebakaran. Semakin besar kadar oksigen maka api akan menyala makin hebat, sedangkan pada kadar oksigen kurang dari 12% kebakaran jarang terjadi. Dalam keadaan normal, kadar oksigen di udara bebas berkisar 21%, maka udara bebas memiliki potensi kebakaran yang cukup besar.
Nah, ketika tiga elemen tersebut bereaksi, maka akan muncul kebakaran dan inilah yang disebut teori segitiga api.

Kebakaran hutan dan lahan juga menimbulkan dampak-dampak negatif yang sangat merugikan bagi manusia, flora fauna serta ekosistem di dalamnya, diantara dampak kebakaran hutan dan lahan itu seperti :
  • Polusi udara
    • Polusi udara hasil kebakaran hutan dapat menyebabkan berbagai gangguan pernapasan bagi manusia yang terpapar.
  • Polusi Air
    • Abu, sedimen, juga polutan hasil kebakaran dapat masuk dan mengendap di sungai, waduk, dan sumber air lainnya. Vegetasi di sekitar sumber air yang hilang akibat kebakaran hutan juga dapat menyebabkan erosi, banjir, dan masuknya polutan ke sumber air. Kedua hal tersebut menyebabkan polusi air di mana sumber air menjadi tercemar setelah terjadinya kebakaran hutan.
  • Korban Jiwa
    • Dampak kebakaran hutan yang paling mengerikan adalah jatuhnya korban jiwa. Kebakaran hutan yang tidak terkendali dapat menyebabkan jatuhnya korban jiwa baik karena api maupun asap dan debu hasil pembakaran. Selain manusia, hewan lebih banyak yang mati dan cedera akibat kebakaran hutan. Pada kebakaran hutan yang besar, jutaan hewan dapat mati karena api dan asap.
  • Ekonomi terganggu
    • Terganggunya fasilitas setempat juga kerusakan hutan akibat kebakaran dapat menyebabkan kerugian. Adapun, masyarakat yang hidup bergantung pada hutan akan merasakan dampak ekonomi yang besar.
  • Berkurangnya bahan pangan
    • Hutan menyediakan berbagai bahan bagi manusia. Kebakaran hutan dapat menyebabkan berkurangnya bahan bagi manusia. Misalnya, bahan pangan, bahan bangunan, dan juga bahan pembuatan tekstil.
  • Terganggunya fasilitas umum
    • Kebakaran hutan dapat merambat jauh, mengakibaktkan rusaknya fasilitas setempat seperti layanan listrik dan komunikasi. Kebakaran hutan juga dapat memutus jalur transportasi. Hal tersebut dikarenakan asap dan abu menutupi pandangan sehingga tidak memungkinkan alat transportasi melaju dengan aman.
  • Hilangnya habitat mahluk hidup
    • Kebakaran hutan yang tak terkendali dapat menyebabkan hilangnya habitat makhluk hidup. Kebakaran hutan dapat menghanguskan vegetasi dan berbagai tempat bersarang hewan, membuat hewan dan tumbuhan kehilangan habitatnya.
  • Pemanasan Global
    • Kebakaran hutan melepaskan sejumlah besar karbon dioksida, nitrogen oksida, belerang dioksida, dan gas rumah kaca lain yang mendorong terjadinya pemanasan global. Partikel yang dilepaskan kebakaran hutan dapat masuk ke salju dan es lalu mengganggu kemampuan pemantulan sinar matahari. Sehingga, salju dan es menyerap lebih panas panas matahari dan mendorong terjadinya pemanasan global.
Pencegahan kebakaran hutan bukan hanya kewajiban dari Penyuluh Kehutanan, tetapi juga kewajiban bagi seluruh masyarakat Indonesia. Untuk menekan potensi kebakaran hutan, cara-cara berikut ini dapat diterapkan, diantaranya :
  • Analisa Titik Rawan kebakaran
Titik api adalah daerah yang dipenuhi oleh bahan-bahan yang mudah terbakar seperti rumput kering, kayu dan lainnya. Untuk menentukan titik rawan kebakaran di suatu daerah, kita bisa menggunakan metode Indeks Keetch Bryam. Metode ini dilakukan dengan penilaian bahaya kebakaran hutan dengan indeks atau tingkat kekeringan pada daerah tertentu. Dengan analisa yang akurat maka peluang terbakarnya lahan dapat dicegah dan ditangani lebih lanjut

  • Melakukan Patroli Secara Rutin

Patroli hutan sangat penting untuk menjaga keamanan hutan, terutama dari kemungkinan kebakaran hutan serta penebangan liar. Kebakaran hutan yang marak terjadi menuntut patroli dan pengawasan hutan harus dilakukan lebih rutin dan lebih ketat lagi. Terutama jika musim kemarau panjang tiba, patroli dan pengawasan hutan harus lebih sering dilakukan

  • Mendeteksi Kebakaran Hutan dan Lahan Sedini Mungkin 

Meski sudah dilakukan tindakan pencegahan melalui analisa titik rawan kebakaran dan juga patroli atau pengawasan yang ketat, hutan masih berpeluang untuk terbakar. Oleh karena itu, penjaga hutan maupun masyarakat harus siap dengan kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi. Untuk memaksimalkan langkah pencegahan kebakaran hutan, pastikan tetap cermat dan cepat dalam mendeteksi munculnya titik api.

  • Mempersiapkan Alat Pemadam Kebakaran

Semua peralatan yang berfungsi untuk penanganan kebakaran hutan harus terpenuhi dan selalu siap. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat proses pemadaman dan evakuasi jika terjadi kebakaran hutan atau lahan. Penanganan yang cepat dan tepat akan membantu mengurangi kerugian yang terlalu besar. 

Membuat tempat penampungan air pada beberapa kawasan yang berpeluang terjadi kebakaran juga diperlukan. Hal ini merupakan cara yang efektif karena ketersediaan air yang dekat akan membantu mempercepat proses pemadaman dan evakuasi. Selain itu, perlu juga memasang alarm peringatan untuk memberi tanda ketika terjadi kebakaran. Alarm ini dimaksudkan untuk memperingatkan penjaga hutan maupun volunteer yang ada di sekitar agar segera melakukan pemadaman dan evakuasi dini. Sehingga kebakaran hutan dan lahan tidak sampai merambat atau menyebar terlalu jauh.


  • Mengadakan Penyuluhan dan Edukasi
Penyuluhan juga dapat dilakukan secara rutin untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai bahaya kebakaran hutan, cara pencegahan dan cara penanganannya. Penyuluhan ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian hutan. Selain itu, penyuluhan juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana edukasi dan praktik langsung bagaimana penanganan kebakaran di lapangan. Berikut ini beberapa pengetahuan yang dapat diberikan kepada masyarakat, antara lain :

    • Tidak boleh sembarangan membakar apapun di kawasan hutan yang dapat menyebabkan api menyebar, seperti rumput kering atau plastik dan lainnya
    • Tidak boleh melakukan pembakaran di sekitar area yang rawan kebakaran
    • Setelah selesai membakar sesuatu, pastikan bahwa api sudah benar-benar padam sehingga tidak ada kemungkinan api muncul kembali, menyebar dan menyebabkan kebakaran hutan
    • Jika terlihat ada sumber titik api atau kebakaran, segera melapor atau berkomunikasi dengan pos jaga atau penjaga yang sedang patroli agar cepat ditangani
    • Memberi pemahaman mengenai peraturan setempat tentang perizinan dan pembatasan larangan pembakaran. Peraturan ini disusun oleh Departemen Kehutanan dan Sumber Daya Alam. Misalnya mengenai jarak minimal pembakaran, perizinan dan peraturan kegiatan kemah, peraturan pekerja di hutan, dan lain sebagainya.
Sedangkan tips untuk para pendaki gunung, perhatikan hal-hal berikut ini untuk mencegah kebakaran hutan, yaitu :
  1. Tidak perlu membuat api unggun jika tidak diperlukan, lebih baik membawa sleeping bag yang tebal agar tidak kedinginan. Bahkan di beberapa gunung telah menerapkan peraturan larangan api unggun. Namun jika memang dibutuhkan membuat api unggun, pastikan setelah selesai pastikan api benar-benar padam
  2. Jangan merokok di kawasan hutan atau jika sudah terlanjur bawalah kembali puntung rokoknya dan jangan buang di hutan
  3. Gunakan cooking set untuk keperluan memasak. Jangan gunakan kayu bakar untuk menghindari kemungkinan kebakaran hutan
  4. Segera melapor jika ada sumber titik api. Apabila memiliki keterampilan maka dapat membantu memadamkan api sambil menunggu petugas datang
Tindakan Saat Terjadi dan Setelah Kebakaran Hutan :
Meski upaya pencegahan telah dilakukan, kebakaran hutan atau lahan masih mungkin terjadi. Untuk itu, perlu pengetahuan tindakan apa yang perlu dilakukan saat kebakaran terjadi dan setelah kebakaran hutan mereda. Tindakan yang perlu dilakukan saat terjadi kebakaran hutan adalah :
  • Melakukan identifikasi masalah dan analisa mengenai penyebab kebakaran hutan
  • Mengumpulkan data-data penting mengenai keterangan dari kebakaran hutan atau lahan secara rinci dan jelas
  • Pengawasan dan evaluasi kejadian untuk mencari sumber titik api pertama kebakaran hutan
  • Segera mencari sumber air terdekat dari lokasi kebakaran hutan atau lahan
  • Meminta bantuan warga atau masyarakat sekitar untuk ikut serta memadamkan api bersama-sama agar api lebih cepat padam dan tidak menyebar terlalu jauh
  • Meminta bantuan petugas hutan dan pemerintah setempat jika kebakaran hutan atau lahan terjadi dalam skala besar dan perlu peralatan yang lebih canggih, misalnya mobil pemadam kebakaran dan lainnya. Hal ini juga berkaitan dengan bantuan penanggulangan bencana alam.
Tindakan yang perlu dilakukan setelah terjadi kebakaran hutan adalah :
  • Membuat peraturan dan memberi sanksi hukum bagi pelanggar yang terlibat dalam kebakaran hutan atau lahan
  • Mengadakan rapat untuk meningkatkan kewaspadaan dan koordinasi petugas penjaga hutan
  • Segera melakukan pembersihan hutan dan lahan sisa kebakaran
  • Segera melakukan reboisasi massal untuk menjaga keseimbangan hutan agar tetap lestari
  • Melakukan pengolahan tanah agar menjadi gembur dan subur serta dapat difungsikan kembali
Itulah beberapa cara untuk mencegah kebakaran hutan dan bagaimana tindakan yang perlu dilakukan ketika kebakaran terjadi serta langkah-langkah selanjutnya yang perlu dikerjakan.

MARI CEGAH KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN….☺


PENANDAAN BATAS DAN INVENTARISASI POTENSI AREAL PERSETUJUAN PERHUTANAN SOSIAL DALAM RANGKA IMPLEMENTASI SK.1188/MENLHK/SETJEN/Kum.1/11/2022

Penandaan batas areal perhutanan sosial adalah proses yang penting dalam pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan untuk kepentingan masyara...