Jumat, 25 November 2022

ABRASI, DAMPAK DAN CARA MENCEGAHNYA

Pengertian

Bencana akibat abrasi diketahui telah melanda pesisir Pantai Soge, Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan, Jawa Timur pada Senin (21/11/2022). Meskipun tidak ada korban jiwa karena abrasi tersebut, namun sejumlah pertokoan di lokasi rest area Pantai Soge, sebuah bangunan loket masuk rusak parah hingga hanyut tergerus air laut. Panjang pantai sekitar 1 km yang sudah ditanami tanaman cemara udang, ketapang dll juga hanyut roboh tersapu ombak air laut. Penampakkan ini sangat jelas terlihat ketika kita melintasi Jalur Lintas Selatan yang menghubungkan Kecamatan Sudimoro dan Ngadirojo menuju ke kota Pacitan

Abrasi pantai yang terjadi pada tahun ini merupakan kejadian yang tergolong cukup besar menimbulkan dampak karena selain perubahan arah angin dan pasang surut air laut, juga adanya curah hujan yang cukup intens yang menyebabkan pendangkalan daerah muara sungai yang terhubung langsung dengan laut, yang membawa banyak sedimen akibat banjir dari daerah hulu. Oleh karena itu pada artikel kali ini akan kita bahas mengenai abrasi, dampak dan cara mencegahnya  

Abrasi merupakan suatu peristiwa pengikisan tanah yang disebabkan oleh gelombang air laut serta adanya pasang surut air laut. Baik itu, gelombang air laut atau pasang surut air laut, kedua-duanya sama-sama memiliki sifat merusak. Oleh karena itu, tanah pada garis pantai akan rusak jika secara terus menerus terkena gelombang air laut dan pasang surut air laut.


A.    Faktor-Faktor Penyebab Abrasi

Proses terjadinya abrasi atau penyebab abrasi dibagi menjadi dua, yaitu faktor alam dan faktor manusia. Berikut beberapa kondisi abrasi yang diakibatkan oleh faktor alam diantaranya;

a.      Arus air laut

Dalam hal ini, arus air laut dapat diartikan sebagai gelombang laut atau ombak yang secara terus menerus akan merusak pesisir pantai, sehingga garis pantai akan semakin menyusut atau berkurang. Gelombang laut atau ombak ini bisa muncul karena adanya perbedaan konsentrasi yang ada di dalam perairan laut dan adanya sirkulasi udara. Dengan kedua hal tersebut, ombak atau gelombang laut bisa mencapai pesisir pantai. Jika gelombang laut semakin besar kekuatannya, maka batuan sedimen pada pantai akan cepat pecah. Selain itu, semakin kuat gelombang laut akan membawa pasir pantai dan juga material pantai lainnya masuk ke dalam lautan. Karena hal itulah, pengikisan pantai karena abrasi perlahan-lahan semakin besar.

b.      Pasang surut air laut

Selain faktor arus air laut, terjadinya abrasi disebabkan juga oleh pasang surut air laut. Pasang surut air laut ini tidak akan bisa dihindari. Dengan kata lain, pasang surut air laut pasti terjadi, sehingga kerusakan pesisir pantai tidak dapat dihindari. Meskipun tidak dapat dihindari, tetapi abrasi karena pasang surut air laut, kerusakannya dapat diminimalisir. Pasang surut air laut terjadi karena pergerakan gravitasi bumi dan bulan yang mengelilingi bumi. Terjadinya pasang surut air laut akan membuat perubahan pantai setiap harinya karena dapat membawa material-material pantai ke dalam laut, sehingga akan ada banyak material pantai yang hilang dan menyebabkan terjadinya abrasi pantai.

c.       Perubahan iklim

Penyebab abrasi yang berasal dari faktor alam selanjutnya adalah perubahan iklim. Perubahan iklim yang terjadi saat ini bisa dibilang cukup parah karena tidak menentu, sehingga sulit diprediksi. Perubahan iklim ini yang tidak normal ini bisa meningkatkan permukaan air laut, sehingga bisa merendam daerah pesisir pantai. Pesisir pantai yang tadinya luas, semakin lama akan semakin kecil karena adanya abrasi.

d.      Badai

Badai merupakan salah satu penyebab terjadinya abrasi pantai. Jika sudah terjadi badai di daerah pantai, maka pengikisan tanah juga semakin besar. Bahkan, bada bisa membawa material pantai dalam jumlah yang cukup banyak. Badai yang semakin besar akan menyebabkan abrasi pantai yang semakin besar dan semakin parah juga.

Bukan hanya dari faktor alam saja, abrasi pantai dapat terjadi, tetapi bisa juga terjadi karena adanya faktor manusia, diantaranya :

  1. Eksploitasi Sumber Daya Laut

Eksploitasi sumber daya laut bisa menjadi penyebab abrasi terjadi. Hal ini dikarenakan ketika ada gelombang laut, tidak ada penghalangnya, sehingga langsung mengarah ke pantai. Selain itu, eksploitasi sumber daya laut bisa juga merusak ekosistem air laut, sehingga ikan biota laut, dan terumbu karang menjadi tidak bisa berkembang dengan maksimal.

  1. Pemanasan Global

Pemanasan global merupakan salah satu penyebab terjadinya abrasi karena perilaku manusia. Terjadinya pemanasan global disebabkan oleh perilaku buruk manusia yang membuat panas bumi tidak bisa kembali ke atmosfer, sehingga suhu panas bumi mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya. Adapun penyebab pemanasan global, seperti menggunakan kendaraan bermotor, pembakaran hutan secara berlebihan, pabrik-pabrik industri, dan sebagainya.

  1. Penambangan Pasir Laut Dalam Skala Besar

Penyebab terjadinya abrasi pantai yang ketiga yang berasal dari perilaku manusia adalah penambangan pasir dalam skala yang besar. Pasir pantai yang diambil secara besar-besaran akan membuat pasir pantai berkurang sangat cepat, sehingga gelombang laut akan mudah menghantam daerah pesisir pantai.

B.     Dampak Abrasi Air Laut

Setelah kita mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya abrasi, kita juga  perlu mengetahui dampak dampak dari terjadinya abrasi diantaranya yaitu :

  1. Habitat Flora Dan Fauna Semakin Menghilang

Jika abrasi terjadi dalam waktu yang cukup lama, maka perlahan-lahan habitat flora dan fauna laut akan menghilang. Hilangnya habitat flora dan fauna laut membuat sumber daya laut menjadi berkurang juga, sehingga penduduk sekitar akan sulit merasakan manfaat sumber daya laut. Selain itu, habitat flora dan fauna laut perlahan hilang bisa merusak ekosistem laut.

  1. Rusaknya Hutan Bakau

Sudah banyak penelitian yang menyatakan bahwa hutan bakau dapat menangkal air laut, sehingga abrasi dapat dicegah. Akan tetapi, hutan bakau akan rusak atau bahkan hancur apabila abrasi dalam skala besar terus saja terjadi. Terlebih lagi, ketika sudah memasuki musim badai, maka hutan bakau akan semakin sulit menahan gelombang laut.

  1. Penyusutan Garis Pantai

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa abrasi akan membawa material pantai ke dalam laut, sehingga garis pantai akan menyusut. Jika area pantai semakin menyusut, maka tempat untuk nelayan parkir perahunya akan semakin sedikit, sehingga akan sulit untuk menyimpan perahu di tepi pantai. Selain itu, keindahan pantai bisa berkurang karena terjadinya abrasi yang cukup besar.



C.     Upaya-Upaya Pencegahan Abrasi

Peristiwa abrasi sebenarnya pasti terjadi, tetapi bukan berarti kita tidak ada upaya-upaya untuk mencegahnya. Berikut ini, cara mencegah abrasi pantai :

  1. Larangan Penambangan Pasir Laut

Menambang pasir bisa menjadi salah satu penyebab abrasi. Oleh karena itu, perlu dibuat larangan menambang pasir. Dengan adanya larangan ini, maka pasir-pasir pantai akan terus ada dan tidak mudah habis, sehingga abrasi atau pengikisan pantai pun dapat dicegah atau diminimalisir.

  1. Pemeliharaan Terumbu Karang

Abrasi pantai ini harus dicegah agar kelestarian lingkungan di sekitar pantai tetap terjaga dan penduduk pun tetap bisa merasakan manfaat pantai. Salah satu cara untuk mencegah abrasi adalah dengan menanam tumbuhan bakau. Tanaman ini mampu mencegah gelombang laut dan masih memiliki manfaat lainnya. Meningkatkan pemeliharaan terumbu karang bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah terjadinya abrasi. Hal ini dikarenakan terumbu karang yang semakin terawat dan semakin banyak akan mengurangi kekuatan gelombang laut.

  1. Menanam Tanaman Bakau

Sudah banyak penelitian yang menyatakan bahwa tumbuhan bakau bisa menjadi tumbuhan pencegah abrasi. Dengan adanya tumbuhan bakau, maka gelombang laut atau ombak akan pecah sebelum tiba di pantai. Oleh sebab itu, di beberapa area dekat pantai, kita akan menemukan hutan bakau yang bertujuan untuk menahan dan memecah gelombang laut.



Kesimpulan

Terjadinya abrasi ini bisa memberikan dampak kerusakan pada pesisir pantai, sehingga ekosistem dan lingkungan pesisir pantai menjadi rusak, bahkan aktivitas penduduk sekitar menjadi tidak maksimal dan sulit mencari pendapatan. Hal ini dikarenakan sumber daya laut menjadi berkurang secara cepat dan pesisir pantai menjadi tidak indah, sehingga jarang didatangi oleh turis domestik atau turis mancanegara.

Maka dari itu, sudah seharusnya kita untuk mencegah terjadinya abrasi laut yang disebabkan oleh manusia. Sementara itu, kita juga berperan dalam meminimalisir kerusakan yang disebabkan karena abrasi dari faktor alam. Dengan begitu, pesisir pantai tetap menjadi indah dan sumber daya laut tetap ada, sehingga perekonomian penduduk sekitar bisa mengalami peningkatan.


SALAM LESTARI.......

Jumat, 11 November 2022

KENALI PENYEBAB BANJIR DAN TANAH LONGSOR SERTA UPAYA PENANGGULANGANNYA


      Bencana tanah longsor dan banjir masih menjadi ancaman pada musim penghujan kali ini. Intensitas curah hujan yang masih cukup tinggi di wilayah Kabupaten Pacitan, memberikan dampak bencana yang cukup merata di beberapa wilayah di sekitarnya. Dari wilayah yang merupakan perbukitan hingga wilayah pesisir pantai di beberapa tempat . Beberapa desa di wilayah Kecamatan Ngadirojo yang memiliki kelerengan yang cukup terjal hingga beberapa desa yang tergolong dataran rendah juga ikut terdampak banjir akibat hujan yang terjadi terus menerus selama beberapa hari lalu.

    Tebing tanah longsor hingga jembatan yang putus  terbawa arus air juga terjadi di Desa Wonodadi Kulon dan Desa Cangkring. Di wilayah Desa Nogosari, jalan raya yang menghubungkan desa  Cangkring menuju Desa Wonokarto dan sekitarnya juga sempat tertutup timbunan longsor.

    Mengamati fenomena longsor yang terjadi di beberapa wilayah di Kecamatan Ngadirojo kali ini dapat dikategorikan sebagai bencana tahunan yang kerap terjadi di setiap musim penghujan. Namun pada tahun ini nampaknya sebaran bencana tanah longsor dan banjir masih merupakan sebuah ancaman yang cukup serius meskipun upaya  penanaman lahan oleh warga masyarakat bersama Cabang Dinas Kehutanan wilayah Pacitan juga tidak pernah surut.

Untuk memahami fenomena bencana alam berupa banjir dan tanah longsor, ada baiknya kita juga mengetahui mengenai pengertian, penyebab hingga upaya-upaya penanngulangannya

Pengertian Banjir dan Tanah Longsor

Banjir merupakan peristiwa ketika air menggenangi suatu wilayah yang biasanya tidak digenangi air dalam jangka waktu tertentu. Banjir biasanya terjadi ketika hujan turun terus menerus dan mengakibatkan meluapnya aliran sungai.

Tanah longsor adalah salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng. Bencana ini biasanya terjadi sangat cepat dan menyulitkan evakuasi. Material longsor bisa menimbun apa saja di jalur longsoran dan berisiko menelan korban jiwa.

Penyebab Terjadinya Banjir dan Tanah Longsor

  1. Penyebab Banjir

Banjir bisa disebabkan oleh faktor alam maupun ulah manusia, berikut ini adalah faktor-faktor penyebab terjadinya banjir :

-          Curah hujan yang tinggi

-          Debit air hujan melebihi daya tampung sungai

-          Berkurangnya resapan akibat alih fungsi lahan

-          Kebiasaan membuang sampah sembarangan

-          Pendirian bangunan di bantaran sungai



  1. Penyebab Tanah Longsor

Gerakan massa tanah dan batuan akibat terganggunya kestabilan atau batuan penyusun lereng bisa terjadi karena faktor :

-          Curah hujan yang tinggi

-          Tingkat kelerengan yang ekstrim

-          Struktur tanah yang tidak solid

-          Terjadi pengikisan tanah atau erosi akibat air hujan

-          Berkurangnya vegetasi di atasnya yang berfungsi sebagai penahan tanah

-          Getaran, semisal getaran yang diakibatkan dari gemba bumi dan pergeseran lempeng bumi, maupun getaran yang diakibatkan faktor mekanis lainnya.

Banjir dan tanah longsor tentunya sangat merugikan bagi manusia dan keseimbangan lain di atasnya. Berikut ini adalah dampak yeng diakibatkan oleh bencana banjir dan tanah longsor, diantaranya :

a.      Dampak banjir bagi manusia

-          Kerusakan lingkungan dan ekosistem

-          Kerusakan pada area persawahan

-          Melumpuhkan aktifitas transportasi hingga sektor ekonomi

-          Menurunnya tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sebagai dampak terjangkitnya beberapa penyakit akibat banjir

-          Beresiko menghanyutkan manusia, hewan dan tumbuhan di sekitarnya

-          Beresiko merusak sarana dan prasarana yang sudah terbangun selama ini

b.      Dampak Tanah Longsor

-          Kerusakan lingkungan dan ekosistem

-          Resiko korban jiwa dan harta benda karena tempo yang sangat cepat dan mendadak

-          Tertimbunnya bangunan-bangunan di bawahnya

-          Lumpuhnya aktifitas transportasi

Setelah kita mengetahui faktor penyebab dan dampak yang diakibatkan dari bencana banjir dan tanah longsor, selanjutnya kita perlu juga mengetahui cara penanggulangannya. Cara penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor diantaranya :

  1. Mengoptimalkan fungsi sungai dan selokan untuk menampung dan mengalirkan air. Caranya adalah dengan menjaga kebersihan sungai dan selokan dari sampah agar tidak tersumbat.
  2. Melakukan penanaman pohon/reboisasi, pemilihan jenis tanaman yang dapat menyerap sekaligus menahan air dengan baik
  3. Memperbanyak atau mengembalikan ketersediaan lahan resapan
  4. Tidak membangun rumah dan bangunan lain di bantaran-bantaran sungai
  5. Menghindari penebangan liar. Setelah melakukan penebangan pohon hendaknya kembali lahan ditanami kembali

Berikutnya adalah cara menanggulangi kelongsoran tanah/lahan, yaitu :

  1. Menghindari pembangunan pemukiman di lokasi lereng karena rawan terjadi tanah longsor
  2. Mengurangi keterjalan lereng dengan pengolahan lahan secara terasering
  3. Memperbaiki drainase untuk menyalurkan air secara baik
  4. Menanam pohon dengan perakaran yang kuat
  5. Relokasi daerah yang rawan longsor

Setelah kita mengetahui penyebab, dampak hingga upaya-upaya dalam penanggulangannya tentu upaya kita selanjutnya adalah melakukan upaya-upaya konservasi yang dapat kita lakukan di lingkungan kita dalam skala kecil, selanjutnya terus mensosialisasikan dalam kegiatan penyuluhan kepada masyarakat baik secara perorangan maupun dalam kelompok-kelompok besar maupun instansi-instansi pemerintah maupun lembaga swasta di manapun.

 

 

SALAM LESTARI.......

Jumat, 21 Oktober 2022

KEMASAN YANG BAIK PENAMBAH NILAI JUAL GULA AREN

 Sekilas pohon aren sebagai penghasil gula aren

Masyarakat pada umumnya sudah sejak lama mengenal pohon aren. Hampir sebagian produk tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomis.Bagian-bagian fisik pohon aren yang dimanfaatkan, misalnya akar (untuk obat tradisional), batang (untuk berbagai peralatan dan tepung), ijuk (untuk keperluan bangunan bagian atap), daun (khususnya daun muda untuk pembungkus dan merokok), demikian pula dengan hasil produksinya seperti buah dan nira dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.

Pohon aren

Tanaman aren hampir mirip pohon kelapa. Perbedaannya, jika pohon kelapa batang pohonnya bersih (pelepah daun yang tua mudah lepas), maka batang pohon aren ini sangat kotor karena batangnya terbalut oleh ijuk, sehingga pelepah daun yang sudah tua sulit diambil atau lepas dari batangnya. Oleh karena itulah, batang pohon aren sering ditumbuhi banyak tanaman jenis paku-pakuan.

Tanaman aren tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus, sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah liat, dan berpasir, tetapi aren tidak tahan pada tanah masam (pH tanah yang rendah). Aren dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 1.400 meter di atas permukaan laut, pada berbagai agroekosistim dan mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan tumbuhnya. Namun yang paling baik pertumbuhannya pada ketinggian 500 – 700 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan lebih dari 1200-3500 mm/ tahun. Kelembaban tanah dan curah hujan yang tinggi berpengaruh dalam pembentukan mahkota daun tanaman aren. Untuk pertumbuhan dan pembuahan, tanaman aren membutuhkan suhu 20-250C. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah pegunungan, lembah-lembah, dekat aliran sungai dan banyak dijumpai di hutan.

Peluang pengembangan usaha gula aren

Wonosobo, merupakan salah satu desa di Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan yang masih cukup banyak memiliki tanaman aren. Meski demikian upaya pembibitan aren di wilayah ini masih sangat minim. Pohon aren di sini merupakan pohon aren yang sudah cukup berumur. Adapun tumbuhan aren baru juga tumbuh secara alami di sekitar pohon induknya.

Sulaji (petani aren)

Pengrajin gula aren saat ini sudah mulai sulit dijumpai, namun demikian masih ada sedikit pengrajin gula aren yang masih setia memproduksi gula aren. Gula aren dihasilkan oleh masyarakat sekitar dengan pengolahan nira yang masih sangat sederhana. Pekerjaan ini dilakukan sebagai usaha sampingan dari kegiatan petani selain juga memelihara ternak

Pemasaran hasil kerajinan gula aren selama ini hanya dipasarkan secara lokal di pasar pasar rakyat sekitar Kecamatan Ngadirojo. Namun demikian ada juga beberapa pemesanan dari luar kota, bahkan dari wilayah timur Indonesia, Papua dan Kalimantan. Hal ini merupakan kejadian khusus yang pernah terjadi dari pemesanan sanak familinya yang berada jauh

Gula aren yang diproduksi masyarakat pengrajin setempat juga masih sangat sederhana, serupa dengan ujung mortir, yang beratnya sekitar 1 Kg lebih dan biasanya hanya diikat menggunakan lembar daun aren untuk dibawa ke pasar. Ukuran berat yang tidak seragam juga sering kita temui di beberapa pengrajin gula aren. Harga satu ikat gula aren Rp. 30.000,-. Untuk penjualan luar daerah biasanya harga menyesuaikan dengan biaya pengiriman.

Gula aren

Peluang pasar gula aren masih sangat besar, kaerena kelangkaan pohon aren dibandingkan dengan pohon kelapa, juga semakin sedikitnya pengrajin gula aren yang memproduksinya

Untuk masyarakat  modern terutama karena khasiatnya dan rasanya yang sedikit berbeda dengan jenis gula merah lainnya, karena gula aren ini sangat sulit untuk dicampur dengan unsur lainnya dalam proses produksinya

Upaya pengemasan produk untuk meningkatkan nilai jual dan peluang pasar

Desa Wonosobo memiliki perkumpulan Kelompok Tani Hutan. Kelompok ini disyahkan oleh Kepala Desa dan telah mendapatkan register dari Dinas kehutanan Propinsi Jawa Timur No Register: 35/01/11.2017/KTH/480/2014 dengan jenis usaha hutan rakyat dan masih dalam kelas KTH pemula. Petani yang tergabung dalam kelompok ini merupakan petani yang menjalankan roda perekonomiannya dari usaha pertanian hutan rakyat, dan hanya sedikit dari usaha pertanian sawah. Karena secara topografi wilayah ini merupakan daerah perbukitan.

Anggota KTH Eras Sobo 1 memiliki sekitar 15 orang pengrajin gula aren yang masih aktif membuat gula aren, meskipun kapasitas produksinya masih sangat minim. Pengambilan nira aren biasanya dilakukan saat sore hari dan diambil di pagi harinya. Banyaknya tangkai pohon nira juga mempengaruhi hasil perolehan nira yang bisa diolah di rumah, selain juga faktor musim.

Secara berkala kelompok ini melakukan konsultasi bersama Penyuluh Kehutanan setempat untuk mengakses informasi dan kegiatan terkait pembangunan bidang kehutanan di wilayah ini

Pertemuan dan pembahasan dilakukan secara intens bersama petugas setempat, hingga  akhirnya dimunculkan ide untuk mengembangkan usaha gula aren melalui pengemasan yang lebih baik

Kemasan kopi dan gula aren

Peran Penyuluh Kehutanan

Penyuluhan adalah upaya pendidikan formal/non formal kepada individu maupun kelompok masyarakat yang dilakukan secara sistematik, terencana dan terarah dalam usaha perubahan perilaku yang berkelanjutan demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan dan perbaikan kesejahteraan masyarakat

Penyuluhan merupakan usaha menyebarluaskan hal-hal yang baru agar masyarakat berminat dan bersedia untuk melaksanakannya dalam kehidupan sehari hari. Penyuluhan tidak lepas dari bagaimana agar sasaran penyuluhan dapat mengerti, memahami, tertarik dan atas dasar kesadarannya sendiri berusaha untuk menerapkan ide ide baru dalam perilakunya. Oleh karena itu penyuluhan membutuhkan suatu perencanaan yang matang, terarah dan berkesinambungan

Produk kemasan KTH Eras Sobo 1

Hutan Lestari, Masyarakat Sejahtera...👍👍










Oleh : Listiono Riadi, S.Hut
Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan








Rabu, 28 September 2022

AKSI PENANAMAN POHON DALAM RANGKA 1 ABAD PEGURUAN SETIA HATI TERATE


Dalam rangka memperingati 1 abad lahirnya Perguruan Silat Setia Hati Terate yang diselenggarakan oleh panitia PSHT cabang Pacitan pada tanggal 25 September 2022 yang dipusatkan di lapangan Desa Gemaharjo Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan. Dalam acara tersebut turut dihadiri oleh :

1. Ketua umum Perguruan Setia Hati Terate dan Ketua umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)

2. Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan

3. Unsur dari TNI, Polri dan BNPB

4. Anggota dan relawan Terate peduli dari seluruh Jawa Timur

Perayaan 1 abad berdirinya Perguruan Setia Hati Terate yang merupakan cabang perguruan silat tertua di Indonesia dilaksanakan dengan spirit menyerap energi alam untuk menebar manfaat kepada alam dan sesama dengan turut serta Memayu Hayuning Bawana. Pada acara tersebut turut disajikan pula :

1. Pagelaran budaya 100 barongan

2. Perrtunjukan kolosal aksi jurus silat

3. Pelepasan burung merpati sebagai simbol perdamaian 

4. Aksi simbolis penanaman pohon untuk menjaga kelestarian alam

5. Bhakti sosian dan donor darah, dan

6. Konser amal dan santunan

Pada acara penanaman simbolis bibit tanaman dilakukan penanaman secara bersama oleh Ketua umum Perguruan Setia Hati Terate, Bapak Kepala Cabang Dinas kehutanan Wilayah Pacitan bersama seluruh Penyuluh Kehutanan CDK Wilayah Pacitan, dan unsur Forkompinda. Upaya penanaman dalam meneguhkan sedekah kepada alam berupa air dan oksigen. dalam agenda bersama ini turut pula didistribusikan bibit tanaman sejumlah 5000 bibit alpukat kepada masyarakat. Bibit tanaman yang berasal dari persemaian permanen yang dikelola secara baik oleh kementrian Kehutanan Republik Indonesia melalui BPDAS-HL Solo. Penanaman bibit alpukat ini yang secara umum memiliki berbagai macam fungsi digalakkan dalam rangka upaya pelestarian alam dengan meminimalisasi penebangan pohon. diharapkan dengan penanaman tanaman jenis ini selain dapat menjaga konservasi tanah dan air, dapat juga dimanfaatkan dari hasil buahnya.


Upaya mengedukasi masyarakat adalah pekerjaan yang mulia meskipun memerlukan waktu yang tidak sedikit. Diharapkan dari kegiatan kegiatan seperti ini melalui acara acara yang melibatkan mayarakat banyak, merupakan sarana yang sangat efektif dalam menggelorakan semangat menanam dengan mengetahui tujuan menanam pohon

Sinergitas antar lembaga, kelompok masyarakat maupun LSM kedepannya diharapkan semakin aktif untuk mengajak masyarakat untu giat menanam pohon. Memanfaatkan hasil produksi tanaman juga secara tidak langsung memperbaiki kondisi alam dan sekitarnya yang sangat sesuai dengan semboyan Memayu Hayuning Bawana yang degelorakan pada perayaan 1 abad berdirinya Perguruan Setia Hati Terate 


SALAM LESTARI 💪

HUTAN LESTARI MASYARAKAT SEJAHTERA....



 


Selasa, 06 September 2022

MENGENAL BEBERAPA MACAM JENIS BIBIT TANAMAN PRODUKTIF/MPTS (Multy Purpose Tree Species)

 Bibit tanaman produktif/MPTS (Multy Purpose Tree Species) adalah sistem pengelolaan lahan dimana berbagai jenis tanaman kayu ditanam dan dikelola, tidak saja untuk menghasilkan kayu, akan tetapi semua bagian tanaman yang dapat digunakan untuk fungsi lain seperti bahan makanan maupun sediaan makanan ternak.

Jenis tanaman produktif(MPTS) pada suatu daerah biasanya memiliki keunggulan dalam beberapa hal dibandingkan dengan jenis tanaman berkayu lainnya dengan manfaat tunggal baik yang merupakan jenis endemik maupun bernilai eksotis. Keunggulan tersebut antara lain berasal dari sifat habitat aslinya, elah teruji dan mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Mempertahankan keanekaragaman hayati dan secara finansial bernilai ekonomis tinggi serta disukai oleh masyarakat setempat, sehingga jenis-jenis tanaman ini bernilai prospektif memberikan peluang bagi keberhasilan kegiatan rehabilitasi lahan kritis. Untuk itu diperlukan kegiatan inventarisasi jenis tanaman yang memiliki nilai ganda pada jenis jenis tanaman MPTS (Multy Purpose Tree Species)

JENIS JENIS TANAMAN  MPTS (Multy Purpose Tree Species)
Jenis tanaman serbaguna (MPTS ) yang paling umum dan diminati oleh masyarakat adalah durian (Durio zibethinus), rambutan (Nephelium lappaceum), alpukat (Persea americana), nangka (Artocarpus heterophyllus), mangga (Mangifera indica), sirsak (Annona muricata), petai (Parkia Speciosa), cengkeh (Syzigium aromaticum), jambu air (Eugenia jambos), jambu biji (Psidium guajava) dan lain sebagainya.

1. Durian (Durio zibethinus)
    Durian temasuk dalam famili Bombaceae sejenis pohon kapuk kapukan. Yang lazim disebut durian adalah tumbuhan dari marga (genus) durio, nesia, lahia, boschia dan coelostegia. Durian merupakan tanaman buah berupa pohon.
Sebutan durian diduga berasal dari istilah melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran –an, sehingga menjadi sebuah kata Durian. Kata ini kemungkinan dipergunakan untuk menyebut buah yang berkulit duri tajam. Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra dan kalimantan yang bertumbuh secara liar di hutan.

2.    Rambutan (Nephelium lappaceum)
    Di Indonesia tanaman rambutan tumbuh menyebar di dataran rendah hingga mencapai krtinggian 600 mdpl. Namun demikian hasil produksi buah yang baik diperoleh pada lahan yang memiliki ketinggian sekitar 0-250 mdpl, dengan curah hujan antara 1.500-2.500mm/tahun serta merata sepanjang tahun. Semakin basah suatu daerah, semakin baik pula kualitas perumbuhan tanaman dan produksi buahnya.

3.      Alpukat (Persea americana)
    Jenis alpukat yang umumnya diinginkan masyarakat adalan yang memiliki keunggulan : pohon pendek, akar dengan percabangan mendatar dan tahan terhadap perubahan keadaan lingkungan, serta tahan terhadap penyakit busuk akar yang disebabkan oleh pytophora sp dan antraknosa. Memiliki daya hasil/buah yang tinggi dan stabil serta tahan penyimpanan dan pengangkutan. Alpukat dapat tumbuh pada dataran rendah sampai daaran tinggi (sampai 2.000 mdpl), dengan ketinggian optimum 200-1.000 mdpl. Suhu yang diperlukannya 15-30 derajat celcius dengan curah hujan rata-rata setiap tahunnya 1.500-3.000 mm, berkelembaban udara 50%-80%. Tipe iklim yang sesuai adalah iklim basah sampai dengan agak kering. Tanaman alpukat toleran terhadap naungan, sehingga cocok ditanam di lahan pekarangan rumah yang teduh. Tanaman alpukat tidak cocok ditanam pada lahan yang tandus, sebagai tanaman tunggal. Tanah yang baik untuk pertumbuhan adalah yang banyak mengandung bahan organik, aerase dan drainase yang baik, memiliki tingkat keasaman tanah/PH 5,5-6,5 dan berjenis tanah alluvial, latosol, podzolik merah kuning, grumosol, andosol dan mediteranian merah kuning (Karina, 2012)

4. Nangka (Artocarpus heterophyllus)
    Nangka merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari India dan menyebar ke daerah tropis termasuk Indonesia. Hampir semua bagian tanaman ini sangat bermanfaat. Akar tanamannya bisa digunakan sebagai obat diare, getahnya bisa digunakan sebagai obat bisul dan abses, kayu yang bagus untuk industri perkakas, daun yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Buah nangka selain dapat dikonsumsi secara langsungdengan rasanya yang manisserta baunya yang wangi juga bisa diolah menjadi aneka makanan, dari mulai selai, dodol hingga keripik nangka. Tanaman nangka dapat tumbuh dengan subur dan berproduksi dengan baik pada daerah beriklim tropis/panas pada ketinggian mencapai 700mdpl. Tanaman ini memerlikan temperatur minimal antara 16 hingga 21 derajat celcius dengan maksimum suhu 31 hingga 32 derajat celcius. Curah hujan yang dibutuhkannya antara 1.500 hingga 2.400 mm/tahun dengan kelembaban udara (RH) 50%-80%. Untuk memperoleh pertumbuhan dan hasil produksi yang optimal, pohon nangka membutuhkan tanah liat berpasir, subur, gembur banyak bahan organik, aerase dan drainase yang baik, pH 5-7,5, serta kedalaman air tanah antara 1-200 cm dari permukaan tanah. Jenis tanah andosol, latosol dan podsolik merah kuning sangat cocok untu tanaman bergetah lengket ini. Tanaman ini bisa diperbanyak dengan cara generatif maupun vegeatif (Rukmana, 2007)

5. Mangga (Mangifera indica)
    Mangga dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, daerah panas maupun dingin, daerah yang sedikit hujan maupun banyak menerima hujan. Temperatur dan curah hujan tertentu  sangat berpengaruh terhadap produktifitas pohon mangga. Pohon mangga masih dapat hidup dengan sehat pada temperatur 4-10°C . Namun kondisi ini bukan temperatur yang baik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman mangga. Temperatur pertumbuhan optimum untuk tanaman mangga berkisar antara 24-27°C. Pada kondisi ini pertumbuhan mangga sangat baik dalam produktifitasnya. Pada daerah tropis mangga dapa tumbuh sampai daerah pegunungan sekitar 1.3000 mdpl. Hasil terbaik mangga di tanam di daerah dataran rendah sampai pada ketinggian 500 mdpl. Pembungaan mangga dipengaruhi ketinggian tanah dari permukaan laut, setiap naik 130 m waktu pembungaan mangga akan tertunda 4 hari. Hal ini seperti letak pohon pada lintang utara atau selatan daerah tropis. Setiap penambahan satu derajat ke selatan atau ke utara waktu pembungaan mangga akan tertunda 4 hari.

6. Sirsak (
Annona muricata)
    Tanaman sirsak termasuk tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah sepanjang tahun, apabila air tanah mencukupi selama pertumbuhannya. Di Indonesia tanaman sirsak menyebar dan tumbuh dengan baik mulai dari dataran rendah beriklim kering sampai daerah basah dengan ketinggian 1.000 mdpl

7. Petai (Parkia speciosa)
    Tanaman petai berupa pohon dengan ketinggian antara 5-25m dan membentuk percabangan yang banyak. Daun menyirip ganda, karangan bunga berbentuk bongkol yang terkulai dengan tangkai yang panjang. Bunga yang masih muda dan belum mekar berwarna hijau. Setelah dewasa dan terlihat benang sari dan putiknya, bunga petai berubah menjadi berwarna kuning. Ukurannya pun berubah menjadi besar, buah berupa polong, panjang dan pipih. Biji tersusun rapi dalam polong yang menggantung di pohon , dan pada setiap,polong terdspst 20-28 biji. Setiap biji diselaputi kulit tipis berwarna putih pada saat biji masih muda dan selaput tersebut akan berubah warna menjadi berwarna kuning pada saat biji sudah menua.  Biji petai yang masih muda agak lunak, dan setelah tua berubah mengeras. Tanaman ini banyak tumbuh di daerah-daerah ysng mrmiliki musim kemarau yang tidak terlalu ekstrim

8. Jambu Air (
Eugenia aquea)
    Jambu air berasal dari daerah Indochina dan Indonesia, tersebar ke Malaysia dan pulau-pulau di Pasifik. Selama ini masih terkonsentrasi sebagai tanaman pekarangan untuk konsumsi keluarga. Buah jambu air tidak hanya berasa manis menyegarkan, tetapi juga memiliki keragaman dalam penampilan. Tanaman jambu air memiliki daya adaptasi yang cukup baik di lingkunga tropis dari dataran rendah sampai tinggi mencapai 1.000mdpl.

Selain itu masih banyak lagi jenis jenis tanaman yang belum disebutkan satu persatuyang dapat dijadikan sebagai tanaman MPTS pendamping tanaman kayu-kayuan/tanaman ekonomis.

Sumber : http://barcok.blogspot.com/2012/09/mengenal-tanaman-mpts-by-barcok.html









1.    

PENANDAAN BATAS DAN INVENTARISASI POTENSI AREAL PERSETUJUAN PERHUTANAN SOSIAL DALAM RANGKA IMPLEMENTASI SK.1188/MENLHK/SETJEN/Kum.1/11/2022

Penandaan batas areal perhutanan sosial adalah proses yang penting dalam pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan untuk kepentingan masyara...