Sekilas pohon aren sebagai penghasil gula aren
Masyarakat pada umumnya sudah sejak lama mengenal pohon aren. Hampir sebagian produk tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomis.Bagian-bagian fisik pohon aren yang dimanfaatkan, misalnya akar (untuk obat tradisional), batang (untuk berbagai peralatan dan tepung), ijuk (untuk keperluan bangunan bagian atap), daun (khususnya daun muda untuk pembungkus dan merokok), demikian pula dengan hasil produksinya seperti buah dan nira dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.
Pohon aren
Tanaman aren hampir mirip pohon kelapa. Perbedaannya, jika pohon kelapa batang pohonnya bersih (pelepah daun yang tua mudah lepas), maka batang pohon aren ini sangat kotor karena batangnya terbalut oleh ijuk, sehingga pelepah daun yang sudah tua sulit diambil atau lepas dari batangnya. Oleh karena itulah, batang pohon aren sering ditumbuhi banyak tanaman jenis paku-pakuan.
Tanaman aren tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus, sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah liat, dan berpasir, tetapi aren tidak tahan pada tanah masam (pH tanah yang rendah). Aren dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 1.400 meter di atas permukaan laut, pada berbagai agroekosistim dan mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan tumbuhnya. Namun yang paling baik pertumbuhannya pada ketinggian 500 – 700 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan lebih dari 1200-3500 mm/ tahun. Kelembaban tanah dan curah hujan yang tinggi berpengaruh dalam pembentukan mahkota daun tanaman aren. Untuk pertumbuhan dan pembuahan, tanaman aren membutuhkan suhu 20-250C. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah pegunungan, lembah-lembah, dekat aliran sungai dan banyak dijumpai di hutan.
Peluang pengembangan usaha gula aren
Wonosobo, merupakan salah satu desa di Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan yang masih cukup banyak memiliki tanaman aren. Meski demikian upaya pembibitan aren di wilayah ini masih sangat minim. Pohon aren di sini merupakan pohon aren yang sudah cukup berumur. Adapun tumbuhan aren baru juga tumbuh secara alami di sekitar pohon induknya.
Sulaji (petani aren)
Pengrajin gula aren saat ini sudah mulai sulit dijumpai, namun demikian masih ada sedikit pengrajin gula aren yang masih setia memproduksi gula aren. Gula aren dihasilkan oleh masyarakat sekitar dengan pengolahan nira yang masih sangat sederhana. Pekerjaan ini dilakukan sebagai usaha sampingan dari kegiatan petani selain juga memelihara ternakPemasaran hasil kerajinan gula aren selama ini hanya dipasarkan secara lokal di pasar pasar rakyat sekitar Kecamatan Ngadirojo. Namun demikian ada juga beberapa pemesanan dari luar kota, bahkan dari wilayah timur Indonesia, Papua dan Kalimantan. Hal ini merupakan kejadian khusus yang pernah terjadi dari pemesanan sanak familinya yang berada jauh
Gula aren yang diproduksi masyarakat pengrajin setempat juga
masih sangat sederhana, serupa dengan ujung mortir, yang beratnya sekitar 1 Kg
lebih dan biasanya hanya diikat menggunakan lembar daun aren untuk dibawa ke
pasar. Ukuran berat yang tidak seragam juga sering kita temui di beberapa
pengrajin gula aren. Harga satu ikat gula aren Rp. 30.000,-. Untuk penjualan
luar daerah biasanya harga menyesuaikan dengan biaya pengiriman.
Peluang pasar gula aren masih sangat besar, kaerena kelangkaan
pohon aren dibandingkan dengan pohon kelapa, juga semakin sedikitnya pengrajin
gula aren yang memproduksinya
Untuk masyarakat
modern terutama karena khasiatnya dan rasanya yang sedikit berbeda dengan
jenis gula merah lainnya, karena gula aren ini sangat sulit untuk dicampur
dengan unsur lainnya dalam proses produksinya
Upaya pengemasan produk untuk meningkatkan nilai jual dan
peluang pasar
Desa Wonosobo memiliki perkumpulan Kelompok Tani Hutan. Kelompok
ini disyahkan oleh Kepala Desa dan telah mendapatkan register dari Dinas
kehutanan Propinsi Jawa Timur No Register: 35/01/11.2017/KTH/480/2014 dengan
jenis usaha hutan rakyat dan masih dalam kelas KTH pemula. Petani yang
tergabung dalam kelompok ini merupakan petani yang menjalankan roda
perekonomiannya dari usaha pertanian hutan rakyat, dan hanya sedikit dari usaha
pertanian sawah. Karena secara topografi wilayah ini merupakan daerah perbukitan.
Anggota KTH Eras Sobo 1 memiliki sekitar 15 orang pengrajin gula
aren yang masih aktif membuat gula aren, meskipun kapasitas produksinya masih
sangat minim. Pengambilan nira aren biasanya dilakukan saat sore hari dan
diambil di pagi harinya. Banyaknya tangkai pohon nira juga mempengaruhi hasil
perolehan nira yang bisa diolah di rumah, selain juga faktor musim.
Secara berkala kelompok ini melakukan konsultasi bersama
Penyuluh Kehutanan setempat untuk mengakses informasi dan kegiatan terkait
pembangunan bidang kehutanan di wilayah ini
Pertemuan dan pembahasan dilakukan secara intens bersama petugas setempat, hingga akhirnya dimunculkan ide untuk mengembangkan usaha gula aren melalui pengemasan yang lebih baik
Peran Penyuluh Kehutanan
Penyuluhan adalah upaya pendidikan formal/non formal kepada individu maupun kelompok masyarakat yang dilakukan secara sistematik, terencana dan terarah dalam usaha perubahan perilaku yang berkelanjutan demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan dan perbaikan kesejahteraan masyarakat
Penyuluhan merupakan usaha menyebarluaskan hal-hal yang baru agar masyarakat berminat dan bersedia untuk melaksanakannya dalam kehidupan sehari hari. Penyuluhan tidak lepas dari bagaimana agar sasaran penyuluhan dapat mengerti, memahami, tertarik dan atas dasar kesadarannya sendiri berusaha untuk menerapkan ide ide baru dalam perilakunya. Oleh karena itu penyuluhan membutuhkan suatu perencanaan yang matang, terarah dan berkesinambungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar